Kamis, 17 Juli 2025

Perwira Polisi IKS Sebut Lokasi Dugaan Penimbunan BBM Milik Pegawai Bank NTT

Salah satu tempat usaha dugaan penimbunan BBM jenis Pertalite milik Perwira Polisi IKS yang diklaim bukan miliknya melainkan milik pegawai Bank NTT Arya Setiawan.

Manggarai, TrenNews.id – Perwira polisi IKS yang menjabat sebagai Paur Bag Ren di Polres Manggarai membantah bahwa satu lokasi penimbunan BBM bermodus pangkalan minyak tanah yang beralamat di Nekang, Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai–NTT adalah miliknya. Ia menyatakan bahwa lokasi tersebut merupakan milik salah satu pegawai Bank NTT Cabang Ruteng bernama Arya Setiawan.

Hal itu disampaikan oleh IKS kepada TrenNews.id pada Minggu pagi (13/7/2025).

“Untuk yang di Nekang itu, Pak, bukan saya punya. Itu punyanya anak dari kakak kandung istri saya, namanya Arya Setiawan. Dia kerja di Bank NTT,” ungkap IKS.

IKS merinci bahwa sebelumnya lokasi itu memang merupakan usaha pangkalan minyak tanah. Namun, karena kontraknya tidak diperpanjang, maka beralih menjual Pertalite.

“Dulu memang pernah buka pangkalan minyak tanah, tetapi karena kontrak tidak dilanjut, mereka jual Pertalite. Soal keterlibatan saya, bahkan saya dibilang pernah mengantar ke Nekang, itu tidak benar, Pak,” imbuh IKS.

IKS justru mempertanyakan sumber informasi yang menyebut dirinya pernah mengantar BBM jenis Pertalite ke tempat usaha Arya Setiawan.

“Siapa itu yang kasih informasi, Pak, supaya saya tahu juga. Dia jual nama saya sembarangan. Mungkin karena mereka sakit hati dengan saya,” cetusnya lagi.

IKS meminta TrenNews.id untuk tidak membias ke mana-mana sambil menunggu istrinya pulang dari Bandung untuk memberikan klarifikasi.

“Saya minta, Pak, untuk tidak membias ke mana-mana dulu sambil menunggu istri saya pulang untuk diklarifikasi oleh dia. Karena ini usaha istri saya. Saya takut memberitahu istri saya kemarin terkait ini, makanya saya tidak memberikan nomor istri saya kepada Pak kemarin. Apalagi tadi malam saya sudah diperiksa Paminal dan Propam,” katanya.

Sementara itu, Arya Setiawan membantah tudingan dalam pemberitaan sebelumnya karena dianggap tidak memiliki bukti. Ia justru meminta agar sumber informasi tersebut melaporkannya ke Polres Manggarai.

“Tidak benar semua tudingan dalam pemberitaan itu, Pak, karena tidak punya bukti,” ujar Arya Setiawan saat dikonfirmasi TrenNews.id pada Minggu pagi (13/7/2025).

Pegawai Bank NTT itu mengatakan bahwa usaha pangkalan minyak tanahnya dimulai sejak tahun 2022 dan berakhir pada akhir tahun 2024. Sehingga pada awal Januari 2025, papan bertuliskan “Pangkalan Minyak Tanah” terpaksa dicopot karena kontraknya tidak diperpanjang.

“Dulu memang saya usaha pangkalan minyak tanah, Pak, sejak 2022 sampai 2024. Tetapi tidak lanjut karena kontrak tidak diperpanjang. Makanya saya jual Pertalite. Dan usaha ini satu kesatuan dengan usaha kios dan jual kue saya, Pak,” imbuh Arya.

Arya juga mengaku bahwa BBM yang disuplai ke tempat usahanya berasal dari perwira polisi IKS. Namun, ia hanya membeli satu atau dua jeriken dari yang bersangkutan.

“Saya beli melalui sopir polisi, Pak. Itu pun saya beli satu dua jeriken. Soal sumber BBM itu saya tidak tahu. Kemudian soal perwira itu datang antar BBM ke tempat usaha saya, itu juga tidak benar,” ujar Arya Setiawan.

Diberitakan sebelumnya, seorang perwira polisi aktif di Polres Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial IKS, diduga terlibat dalam praktik penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite. Dugaan tersebut mencuat setelah adanya laporan warga yang menyebutkan modus operandi pelaku dengan membuka pangkalan minyak tanah fiktif di Nekang, Kelurahan Watu, Kabupaten Manggarai.

Menurut salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya, pangkalan minyak tanah tersebut sudah lama tidak lagi menjual minyak tanah, namun digunakan untuk menjual Pertalite secara ilegal.

“Mereka buka pangkalan minyak tanah, tapi aktivitasnya hanya jual bensin jenis Pertalite. Minyak tanahnya sudah tidak dijual lagi. Setiap hari Minggu dan Senin, mobil merah bertuliskan ‘Dewata’ biasa antar BBM itu. Tapi yang mengantar itu sopir bersama perwira polisi,” ungkap sumber kepada TrenNews.id, Sabtu (12/7/2025).

Sumber tersebut menegaskan bahwa puluhan jeriken ukuran 35 liter dibawa oleh sopir menggunakan mobil merah, dan Pertalite yang diangkut kemudian disembunyikan di bagian belakang rumah atau kamar di lokasi pangkalan.

“Saya lihat langsung mereka turunkan puluhan jeriken, sembunyikan di kamar belakang. Perwira itu yang antar dengan sopirnya. Mobilnya jelas bertuliskan ‘Dewata’,” tambahnya.

Sumber itu juga menyebut bahwa BBM bersubsidi yang dijual diambil dari area Pertamina Mbaumuku. Disebutkan pula adanya kios kecil di sudut SPBU yang menjadi titik pengambilan, lalu disuplai ke beberapa titik pangkalan milik oknum polisi tersebut di Kumba, Dongang, dan Nekang.

Sementara itu, pemilik warung di depan pangkalan minyak tanah milik perwira tersebut membenarkan bahwa usaha minyak tanah di lokasi itu sudah lama tidak aktif.

“Pangkalan minyak tanah itu sudah lama tidak beroperasi. Yang dijual cuma bensin. Kalau butuh minyak tanah, kami ambil ke Tenda,” ujar pemilik warung kepada TrenNews.id.

Pewarta: Kordianus
Editor: Andi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini