Menilik Kebun Durian Maulana, Poktan Yang Bantah Terima Bantuan PT Socfindo
Aceh Singkil, TrenNews.id – Kelompok tani Maulana, Desa Sanggaberu Silulusan, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil memanfaatkan lahan seluas 4 hektare dengan berkebun Durian.
Kini salah satu usaha yang dilakoni kelompok tani Maulana itu cukup berhasil. dari jumlah luas lahan 4 hektare tersebut, setidaknya 2,5 hektare kebun durian milik kelompok tani itu sudah produksi.
Dalam sekali periode panen, saat musim durian tiba. Kelompok tani itu setidaknya dapat memanen 100 Hingga 150 buah durian dari kebun mereka dengan total bobot 300 hingga 400 Kilogram.

Penikmat durian tidak akan kecewa saat mencoba buah durian hasil kebun ini. Daging tebal dan manis dengan warna kekuningan membuat penikmat durian akan merasa ketagihan.
Pada kebun durian milik kelompok tani maulana itu terdapat dua jenis durian, diantaranya durian montong dan kampung.
“Untuk saat ini pangsa pasarnya masih lokal atau seputaran aceh singkil, dengan harga 30 hingga 35 ribu perkilogram,” kata Boas Tumangger, salah seorang anggota poktan maulana, Sabtu (22/11/2205).
Sebelumnya, kelompok tani Maulana, Desa Sanggaberu Silulusan, Kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil itu membantah terima bantuan alat semprot dari PT Socfindo Kebun Lae Butar seperti yang dimuat sejumlah media pada hari ini, Jum’at 21 November 2025.
Bantahan itu disampaikan Tokoh Masyarakat Desa Sanggaberu Silulusan, Boas Tumangger kepada TrenNews.id, setelah dirinya berkomunikasi dengan ketua kelompok tani Maulana Desa Silulusan, Kosmas Junaidi.
“Saya sudah bertanya langsung kepada ketua kelompok tani Maulana. Pihaknya tidak ada menerima bantuan seperti yang diberitakan,” kata Boas Tumangger, Jum’at (21/11/2025).
Ketua kelompok tani Maulana, kata Boas, dengan tegas membantah menerima bantuan itu. “Pihaknya juga merasa dipermainkan dan dirugikan dengan adanya pemberitaan tersebut,” terang Boas.
Akibatnya, tambah Boas, sejumlah anggota kelompok tani Maulana bertanya kepada ketua kelompok atas bantuan yang disebutkan itu.
“Kejadian itu menimbulkan kegaduhan dan kecurigaan dari anggota kelompok tani maulana desa sanggaberu silulusan kepada ketua kelompok tani tersebut,” terang Boas.
Boas Tumangger menyayangkan tindakan perusahaan PT Socfindo Kebun Lae Butar yang menyeret – nyeret nama orang lain demi mencari simpati masyarakat.
“Silahkan pihak perusahaan PT Socfindo mencari simpati dari masyarakat, tapi jangan mencatut nama orang lain. Ini tidak baik dan terindikasi melakukan kebohongan terhadap publik,” tegas Boas.
PT Socfindo, lanjut Boas, diduga telah mempermainkan publik dengan informasi yang tidak benar. “Ini sudah kelewatan, agar nama mereka terlihat bagus. Namun mampu melakukan kebohongan terhadap publik,” tutur Boas.
Pewarta : Arman Munthe


Tinggalkan Balasan