Sabtu, 27 Desember 2025

Indonesia Publikasikan Peta Zona Keselamatan Bencana Terbaru, Ungkap Ketimpangan Risiko Antarwilayah

Peta Zona Keselamatan Bencana Terbaru

Jakarta, TrenNews.id – Pemerintah bersama sejumlah lembaga pemantau kebencanaan mempublikasikan peta terbaru mengenai zona keselamatan bencana di Indonesia, yang memetakan tingkat kerentanan tiap wilayah terhadap gempa bumi, tsunami, aktivitas vulkanik, cuaca ekstrem, hingga banjir dan longsor. Peta komprehensif ini membagi Indonesia ke dalam empat kategori utama, yaitu zona hijau, kuning, oranye, dan merah, berdasarkan keseluruhan tingkat ancaman.

Berdasarkan peta tersebut, zona hijau ditetapkan sebagai wilayah paling aman secara geologis. Hampir seluruh wilayah Kalimantan termasuk dalam kategori ini. Daerah itu berada pada blok Sunda yang stabil, tanpa gunung berapi aktif, dan minim aktivitas patahan besar. Bangka Belitung dan Kepulauan Riau juga masuk dalam zona hijau, meski tetap memiliki potensi risiko seperti banjir, kabut asap, serta badai petir musiman.

Di Sumatra, sebagian wilayah tengah dan timur seperti Riau, Jambi bagian timur, serta sebagian Sumatra Selatan juga tergolong lebih aman, namun tetap membutuhkan mitigasi untuk risiko banjir dan cuaca ekstrem.

Zona berikutnya adalah zona kuning, yaitu wilayah dengan tingkat keselamatan campuran atau rentan terhadap risiko tertentu. Daerah ini mencakup Jakarta dan pesisir utara Jawa, sebagian Jawa Tengah, serta beberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Meski berada jauh dari gunung api besar dan tidak rentan terhadap siklon tropis, kawasan tersebut tetap berpotensi mengalami penurunan tanah (land subsidence), banjir besar, rob, hingga guncangan gempa menengah.

Selain itu, wilayah seperti Parepare hingga Makassar juga termasuk zona kuning akibat kerentanan terhadap banjir musiman dan gelombang tinggi, meski relatif lebih aman dari ancaman tsunami langsung.

Adapun zona oranye—yang menunjukkan risiko tinggi terhadap cuaca ekstrem, angin kencang, dan siklon—mencakup selatan Pulau Jawa, Bali, hingga sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini sering menerima dampak “ekor siklon” dari Samudera Hindia dan Laut Timor. Beberapa daerah di gugusan Kepulauan Sunda Kecil juga masih berada dekat jalur gempa dan gunung api aktif.

Zona paling berbahaya adalah zona merah, yang tersebar di wilayah-wilayah dengan risiko multi-bencana paling tinggi. Daerah tersebut meliputi:

Pesisir barat Sumatra, yang berada tepat di atas zona subduksi Sumatra dan rentan terhadap gempa megathrust serta tsunami besar.

Maluku, yang terletak di kawasan mikro-lempeng kompleks dengan aktivitas vulkanik tinggi dan sering diguncang gempa kuat.

Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, yang memiliki patahan aktif, potensi likuefaksi, gunung api aktif, serta riwayat gempa besar.

Papua bagian utara, yang bersinggungan langsung dengan Pacific Ring of Fire sehingga kerap mengalami gempa kuat dan tsunami lokal.

Di sisi lain, Papua bagian selatan relatif lebih aman dan masuk kategori zona hijau.

Peta tersebut juga dilengkapi tabel panduan cepat yang menunjukkan tingkat risiko setiap zona terhadap berbagai bencana, mencakup seismik (gempa), vulkanik, siklon/angin ekstrem, dan banjir/longsor. Tabel itu memudahkan masyarakat memahami ancaman utama yang dihadapi setiap daerah.

Pemerintah mengimbau agar peta ini menjadi rujukan dalam perencanaan pembangunan, tata ruang, hingga investasi. Pemerintah daerah juga diminta memperbarui strategi mitigasi bencana sesuai kondisi setempat untuk meminimalkan dampak ketika bencana terjadi.

Publik pun diharapkan semakin waspada dan memahami karakteristik wilayah tempat tinggal masing-masing, mengingat Indonesia berada di salah satu kawasan paling aktif secara geologis di dunia.

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini