PMKRI Ruteng Gelar Seminar Natal Nasional 2025, Gaungkan Perlawanan Judi Online: Lindungi Keluarga dari Krisis Ekonomi dan Moral
Ruteng, TrenNews.id – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng Santo Agustinus sukses menjadi tuan rumah Seminar Natal Nasional 2025. Kegiatan berskala nasional ini dilaksanakan serentak di sembilan wilayah di Indonesia, dengan Kabupaten Manggarai melalui PMKRI Cabang Ruteng dipercaya sebagai salah satu koordinator utama.
Keberhasilan tersebut menjadi bukti pengakuan atas kapasitas organisasi, komitmen kader, serta peran aktif PMKRI Ruteng dalam kegiatan kebangsaan dan keagamaan. Seminar di Ruteng berlangsung tertib, lancar, dan sukses berkat kerja kolektif panitia lokal, dukungan Pengurus Pusat PMKRI, Pemerintah Daerah, Gereja Lokal, institusi pendidikan, serta partisipasi aktif masyarakat dan peserta.
Ketua PMKRI Cabang Ruteng sekaligus Ketua Panitia Lokal, Margareta Kartika, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Kami sangat bersyukur karena Seminar Natal Nasional 2025 di Ruteng dapat berjalan dengan baik dan lancar. Ini merupakan buah dari semangat persaudaraan, komitmen, dan gotong royong seluruh kader PMKRI, serta dukungan penuh Keuskupan Ruteng, UNIKA St. Paulus Ruteng, dan seluruh mitra,” ujarnya.
Seminar Natal Nasional 2025 tidak hanya menjadi ruang refleksi iman, tetapi juga momentum untuk menyuarakan perlawanan terhadap isu sosial bangsa yang mendesak, yakni judi online (judol).
Rangkaian kegiatan diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Pater Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, mengangkat tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24). Perayaan ini menegaskan bahwa keselamatan keluarga menuntut kesetiaan, ketekunan doa, serta keberanian menolak godaan jalan pintas.
Dalam sesi seminar, berbagai narasumber menyoroti judi online sebagai ancaman serius terhadap moral, ekonomi, dan keutuhan keluarga Indonesia.
Sekretaris Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Drita Ismayani Sriwidyarti, menegaskan bahwa judi online telah memicu krisis rumah tangga, dengan perempuan dan anak sebagai korban paling rentan. “Tekanan utang dan konflik finansial akibat kecanduan judi sering berujung pada KDRT serta penelantaran hak anak, mulai dari pendidikan hingga pemenuhan gizi,” jelasnya.
Pendeta GPIB Dr. Cindy Cecilia Tumbelaka-van Munster menolak mentalitas “jalan pintas” yang ditawarkan judi online. Menurutnya, intervensi Tuhan tidak hadir melalui cara instan, melainkan melalui perjuangan doa dan pertaruhan iman yang panjang.
Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Susana Florika Kandaimu, menyebut judi online sebagai ancaman serius bagi keluarga muda, pelajar, dan mahasiswa. Ia mengajak organisasi kepemudaan untuk terlibat aktif dalam edukasi, pencegahan, serta pendampingan bagi para korban.
Sementara itu, Dr. Fransiska Widyawaty menjelaskan bahwa judi online merupakan perilaku adiktif dengan mekanisme biokimia otak yang mirip narkoba. Ia menekankan pentingnya penguatan kontrol diri dalam keluarga sebagai benteng psikologis terhadap budaya instan.
Dr. Maksimilianus Jemali menambahkan bahwa fenomena ini telah berkembang menjadi “kulturisasi judi online” yang harus dilawan melalui literasi digital, literasi finansial, serta pendekatan budaya secara kolaboratif.
Dari perspektif moral dan sosial, Romo Dr. Martin Chen memaparkan data bahwa transaksi judi online pada 2025 mencapai Rp1.200 triliun, dengan 71,6 persen pelakunya berasal dari kelompok berpenghasilan di bawah Rp5 juta. “Judi online merupakan dosa ketamakan yang merusak kebaikan bersama dan menyebabkan pemiskinan sistemik,” tegasnya.
Selain seminar, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan berbagai aksi sosial, antara lain bakti sosial, bantuan kebencanaan, pemberian beasiswa, perbaikan gereja, serta bantuan ambulans di lebih dari 10 titik wilayah di Indonesia.
Menutup rangkaian kegiatan, Margareta Kartika menegaskan komitmen PMKRI untuk terus menghadirkan nilai-nilai Natal melalui aksi nyata demi memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi keluarga Indonesia.
Pewarta: Kordianus Lado


Tinggalkan Balasan