Selasa, 23 Desember 2025

Yayasan Sukma Tegaskan Tidak Terlibat Proyek Revitalisasi SDK Rentung 1

Ketua Yapersukma Pusat, RD Patrick Dharsam Guru, Drs. MA

Ruteng, TrenNews.id – Yayasan Persekolahan Sukma (Yapersukma) menegaskan tidak terlibat dalam pelaksanaan proyek revitalisasi SDK Rentung 1, Desa Belang Turi, Kecamatan Ruteng, yang dibiayai APBN dengan nilai lebih dari Rp1 miliar. Yayasan menyatakan berada di luar sistem proyek, termasuk dalam pemilihan perencana maupun pengelolaan teknis pekerjaan.

Ketua Yapersukma Pusat, RD Patrick Dharsam Guru, Drs., M.A., menjelaskan bahwa perencanaan proyek sepenuhnya disusun berdasarkan anggaran pemerintah dan ditangani oleh perencana yang dipilih oleh kepala sekolah bersama timnya.

“Perencana sudah membuat perencanaan sesuai anggaran. Yayasan tidak bisa bersuara. Perencana sendiri dipilih oleh kepala sekolah dan timnya,” ujar RD Patrick kepada TrenNews.id melalui pesan WhatsApp, Kamis malam (18/12/2025).

Penegasan tersebut disampaikan menyusul munculnya sorotan publik terkait dugaan sistem “borongan” dan praktik nepotisme dalam proyek revitalisasi SDK Rentung 1. Sebagai pemilik aset sekolah, yayasan menyatakan ruang intervensinya sangat terbatas karena perencanaan dan pelaksanaan proyek telah ditetapkan dalam sistem pemerintah.

Terkait pengawasan, yayasan menyebut secara prinsip dapat memberikan masukan umum mengenai kualitas pekerjaan. Namun dalam praktiknya, yayasan tidak memiliki kewenangan formal untuk melakukan pengawasan maupun tindakan lanjutan terhadap dugaan penyimpangan.

“Ranah penanganan dugaan tersebut berada pada Dinas PPO, Inspektorat, atau aparat penegak hukum. Yayasan berada di luar sistem proyek revitalisasi, sehingga tidak memiliki dasar hukum untuk melapor atau berkoordinasi secara formal,” jelasnya.

RD Patrick juga mengakui bahwa sejak awal yayasan memilih untuk tidak terlibat jauh dalam proses pelaksanaan proyek. Akibatnya, ketika bangunan hasil revitalisasi diserahkan kepada yayasan sebagai pemilik aset, pihaknya tidak mengetahui secara detail kualitas pekerjaan yang telah dilakukan.

Meski demikian, yayasan mengklaim telah menjalankan peran moralnya. Pada awal pelaksanaan proyek, Yapersukma mengundang seluruh kepala sekolah penerima bantuan revitalisasi serta para pengawas untuk memberikan penegasan agar pekerjaan dilakukan secara sungguh-sungguh dan berkualitas. Namun, dalam pertemuan tersebut pihak perencana tidak hadir.

Saat ini, pimpinan Yayasan Sukma tengah mengikuti pertemuan Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) di Kupang bersama Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A. Dalam forum tersebut, pengelola sekolah swasta se-Indonesia menyampaikan aspirasi agar program revitalisasi sekolah memperhatikan keseimbangan antara besaran anggaran dan mutu bangunan.

“Kami menyampaikan keprihatinan agar bangunan sekolah yang baru direvitalisasi tidak cepat rusak atau bahkan roboh akibat mutu pekerjaan yang buruk,” ungkap perwakilan yayasan. Aspirasi tersebut, menurut yayasan, akan diteruskan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.

Yayasan Sukma menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga akuntabilitas pengelolaan aset sekolah pascarevitalisasi dengan menjunjung nilai kejujuran, disiplin, dan etos kerja berlandaskan iman dan spiritualitas Katolik demi keberlanjutan pendidikan bagi anak-anak.

Pewarta: Kordianus Lado

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini