Diduga Lemah Pengawasan, CV Sukses Makmur Santosa Kerjakan Proyek Puskesmas Kranggan Bernilai Milyaran Rupiah
MOJOKERTO, TRENNEWS.ID – Kegiatan pembangunan gedung di UPT Puskesmas Kranggan milik Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Mojokerto, terkesan dikerjakan ngawur dan sembarangan oleh CV Sukses Makmur Santosa.
Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan para pekerja proyek saat melakukan aktivitas di lokasi, ditemukan masih banyak yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar keselamatan kerja atau K3.
“Nanti saya ingatkan lagi (pekerja) untuk lebih mematuhi K3 nya,” ungkap Pelaksana Hafidh Wahyu Pradana saat dikonfirmasi di warung yang tak jauh dari kawasan proyek. Rabu, (04/09/2024) sore.
Bukan hanya itu, bahkan plang papan informasi bernomor kontrak 000.3.2/ 4845/ 417.502.4/ 2024 tersebut, terindikasi di pasang di posisi tak layak sebagaimana mestinya dengan benar.
Sehingga, kegiatan yang menelan biaya sebesar Rp 1.790.177.260 ini ditengarai kurang transparan, lantaran, papan nama proyek yang seharusnya mudah diakses oleh publik dan terbuka untuk umum, justru diletakkan di dalam area tertutup serta sulit dijangkau oleh pandangan mata masyarakat dari luar.
“Papannya ini memang dipasang di dalam. Kemarin itu, sebenarnya ada di luar. Cuma karena ada truk-truk material yang masuk, sehingga menghalangi, lalu dipindahkan ke dalam,” kilah Dana, sapaan familiar nya.
Pelaksana 23 tahun inipun menjelaskan, bahwa hal itu terjadi karena pihaknya merasa lupa mengembalikan ke tempat semula. Kendati demikian, dirinya mengaku sanggup memindahkan kembali plang papan informasi proyeknya untuk digeser beralih di depan.
“Mungkin kelupaan, nanti dipindahkan ke depan lagi,” lontarnya.
Ditempat yang sama, Arif, Konsultan Pengawas CV Sukses Makmur Santosa saat mengklarifikasi menyatakan bahwa dirinya sudah menyampaikan tentang penggunaan K3 kepada para pekerja.
“Kita tetap sampaikan, apapun itu. Cuma, kita tidak bisa. Artinya, kan saya nggak mungkin sampai pakai nada keras. Kendalanya memang perilaku dari pekerja. Mungkin ini kebiasaannya yang nggak pakai, risih. Ketika saya sudah sampaikan, setelah itu ya sudah,” timpalnya.
Tinggalkan Balasan