DPP Partai PKB Diduga Menampung Orang Penipu
MANGGARAI, TRENNEWS.ID – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai PKB yang diketuai oleh Dr. (HC).Drs. A. Muhaimin Iskandar, atau lebih dikenal sebagai Cak Imin diduga menampung orang penipu.
Hal itu disampaikan Bibiana Inur seorang janda asal Ruteng, Kabupaten Manggarai saat mengamuk di Kantor DPRD Kabupaten Manggarai Timur pasca paripurna pengucapan sumpah/janji Pimpinan DPRD Kabupaten Manggarai Timur masa jabatan 2024-2029.
Amukan seorang janda tersebut buntut dari perbuatan wanprestasi dari seorang politisi partai PKB Manggarai Timur Ferdinandus Rikardo karena diduga telah menipu dan menggelapkan ratusan juta uang milik Bibiana Inur.
Usai paripurna, seorang perempuan yang mengenakan celana jeans biru dan baju warna merah muda memasuki ruang paripurna DPRD Kabupaten Manggarai Timur sambil meneriak dengan menyebut nama ‘Rikar anjing,Rikar penipu dari Partai PKB keluar kau’.
“Tolong saya pa DPR, saya ini perempuan. Uang itu untuk menghidupi saya punya anak. Keluar kau Rikar anjing,” teriak Bibiana Inur di pintu masuk ruang paripurna DPRD.
Namun seorang janda tersebut tidak sempat bertemu langsung dengan Rikar yang diteriakinya karena dihalangi dan digiring keluar oleh aparat keamanan di lobi kantor DPRD Kabupaten Manggarai Timur.
Dugaan tersebut buntut dari persoalan wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu anggota fraksi PKB di Kabupaten Manggarai Timur yang mengorbankan seorang janda.
Polemik ini masih bergulir karena belum mendapatkan atensi serius dari DPP partai PKB mengenai perilaku anak buahnya yang sudah menipu dan menggelapkan ratusan juta uang milik seorang janda.
DPP partai PKB juga terkesan melindungi perbuatan anak buahnya sama seperti yang dilakukan oleh Ketua DPC PKB Manggarai Timur, Yohanes Rumat.
Rumat kala itu mengklarifikasi di depan awak media bahwa persoalan yang melibatkan anggota fraksinya adalah persoalan pribadi, bukan persoalan dengan partai.
Rumat bahkan menyalahkan pemberitaan media karena sudah menyerang partai PKB dan lembaga DPRD Manggarai Timur.
Menurut Rumat, dalam narasi-narasi yang disampaikan oleh korban maupun wartawan, terkesan tendensius. Seakan-akan masalahnya ini ada pada Partai Kebangkitan Bangsa.
“Padahal kalau kita melihat sepintas bacaan-bacaan di media ini, kasus ini berlangsung tiga tahun lalu.Tapi ketika saudara Rikardo ini dilantik dua bulan lalu baru muncul masalahnya ke permukaan, baik itu menyerang secara kelembagaan partai politik PKB maupun menyerang secara kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Manggarai Timur,” terang rumat dalam video yang dikirim kepada Trennews.id Minggu (27/10/2024) sore hari lalu.
Rupanya Rumat sudah mengetahui bahwa ada banyak pengaduan masyarakat yang menjadi korban akibat perilaku anak buahnya seperti yang ia sampaikan dalam video klarifikasinya.
“Hemat kami tentu yang pertama, kita menghargai ada pengaduan-pengaduan dari orang perorang maupun masyarakat yang merasa dikorbankan akibat perilaku anggota fraksi kami.Tetapi dilain pihak, teman-teman wartawan terkesan kurang etis menyampaikan maksud dan tujuan dia tentang utang piutang ini,” cetus anggota DPRD propinsi tersebut.
Rumat juga mempersoalkan judul berita Trennews.id yang menurutnya tidak etis.Karena ada bahasa ‘mendesak, membungkam’. Bahasa-bahasa itu, menurut Rumat berimplikasi buruk. Bungkam bisa saja orang menterjemahkan Yohanes Rumat dan Alo Malo Ladi terima sogok, terima uang. Diam bisa diterjemahkan kita KKN. Nah, ini kita menghimbau teman-teman untuk menarasi dengan etika yang masuk di akal.
“Jangan tendensius membuat PKB ini rugi akibat oknum yang tidak ada urusan dan tidak ada hubungan dengan Partai kebangkitan bangsa. Jadi, kami menghimbau saudara atau para korban yang merasa rugi buatlah pengaduan yang sifatnya hukum ,katakanlah yang menyangkut utang piutang dia tunjuk kwitansi, dia tunjuk proses di polisi apa sudah inkraf dan lain sebagainya.Tapi, kalau dia berkoar-koar di medsos ada dugaan ada oknum-oknum tertentu dibelakang dia, bisa internal partai atau bisa orang di luar partai. Maka kalau itu terjadi saya akan liat nanti, partai yang korban atau saya atau mereka-mereka yang membentengi orang-orang yang serang partai dan serang lembaga DPRD Kabupaten Manggarai timur,” tegas Ketua DPC PKB Manggarai Timur tersebut.
Rumat juga tidak mengurai substansi persoalan anak buahnya. Ia hanya fokus pada seorang janda yang melakukan keributan di lembaga DPRD Matim kala itu. Rumat selaku ketua DPC PKB juga anggota DPRD propinsi lupa menanyakan tuntutan seorang janda tersebut.
Tinggalkan Balasan