Minggu, 1 Juni 2025

Antisipasi Penyebaran DBD, Dinkes Singkil Fokuskan Fogging di Tiga Kecamatan

Fogging Dinkes Aceh Singkil, (Dok : Arman Munthe/Trennews.id)

ACEH SINGKIL, TRENNEWS.ID – Untuk mengantisipasi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil mewacanakan melakukan fogging (pengasapan) pada tiga dari 11 Kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil yang menjadi fokus.

Tiga Kecamatan yang menjadi sasaran fogging tersebut meliputi, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Simpang Kanan dan Kecamatan Singkil.

Wacana pelaksanaan fogging di Tiga Kecamatan Tersebut merupakan tahap awal, mengingat Tiga Kecamatan itu merupakan wilayah yang ada temuan DBD.

Plt Kadis Kesehatan Aceh Singkil, Mursal, mengatakan wacana pelaksanaan fogging (pengasapan) ini sebagai langkah awal untuk mengantisipasi penyebaran DBD

“Untuk tahap awal, kita rencanakan Fogging pada 3 Kecamatan dulu, terutama pada Kecamatan yang terdapat temuan kasus DBD,” kata Mursal, Selasa (13/5/2025).

Mursal menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengasapan dengan menyemprotkan obat atau racun untuk membunuh jentik nyamuk DBD.

“Terkhusus pada wilayah yang berjarak lebih kurang seratus meter radius dari temuan awal kasus DBD,” Tambahnya.

Dijelaskannya, bahwa Fogging atau pengasapan ini tidak dilakukan pada semua Desa dalam Kecamatan yang di rencanakan. “Namun hanya lokasi khusus yang mencakup radius 100 meter persegi dari rumah warga yang telah diagnosa DBD tersebut,” jelas Mursal.

Selain itu, Mursal juga meminta peran aktif semua stakeholder, termasuk masyarakat Aceh Singkil.

“Kita juga berharap seluruh stakeholder yang ada, untuk ikut berperan aktif melakukan aksi pembunuhan sarang nyamuk (PSN),” pintanya.

Terutama, tambahnya, peran masyarakat untuk menerapkan prilaku 3M plus. “Menguras bak mandi, ember dan drum atau tempat menampung air minimal seminggu sekali,” paparnya.

Selanjutnya, kata Mursal, menutup rapat penampungan bak air dan mengubur barang bekas yang bisa menyebabkan genangan air.

“Serta yang terakhir mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” tutup Mursal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini