Bongkar Mafia Pemilu! Mahasiswa Gedor Kejagung, Seret Ketua KPU Konawe ke Meja Hukum
Jakarta, TrenNews.id — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Anti Korupsi menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Senin (23/6). Aksi ini menuntut pengusutan tuntas dugaan korupsi yang melibatkan Ketua KPU Konawe, sekaligus mengecam aparat penegak hukum yang diduga terlibat dalam praktik pembiaran.
Para mahasiswa asal Konawe yang kini berada di Jakarta menuding Kejaksaan Negeri Konawe telah “masuk angin” dan bermain mata dalam kasus dugaan korupsi pembangunan pagar KPU Konawe senilai Rp600 juta serta pengelolaan bunga bank dana Pilkada sebesar Rp650 juta yang dilakukan tanpa melalui sekretariat.
Asvin, koordinator aksi, dalam orasinya dengan lantang menyatakan kekecewaan terhadap mandeknya penanganan laporan yang telah diajukan sejak lama. Ia mendesak Kejaksaan Agung untuk turun tangan langsung membersihkan institusi dari aparat yang melindungi korupsi.
“Kami datang bukan untuk basa-basi. Kami datang karena hukum di Konawe tidak lagi berpihak pada kebenaran. Ketua KPU Konawe diduga korup, tapi jaksa di daerah justru diam membisu. Ini bukan reformasi, ini penghinaan terhadap keadilan!” tegas Asvin.
Dalam aksinya, Forum Mahasiswa Anti Korupsi menyampaikan tiga tuntutan utama:
1. Mendesak Kejaksaan Agung RI untuk mengusut tuntas kasus dugaan korupsi pembangunan pagar KPU Konawe yang dilaporkan namun menghilang tanpa kejelasan.
2. Meminta pemeriksaan terhadap Kepala Kejaksaan Negeri Konawe dan Kasi Pidsus Kejari Konawe, yang diduga tidak netral dan menghambat proses hukum.
3. Mendesak DKPP RI memeriksa Ketua KPU Konawe, Wike, atas dugaan penyalahgunaan kewenangan dalam pengelolaan dana bunga bank Pilkada sebesar Rp650 juta yang tidak melalui mekanisme sekretariat.
Forum menyatakan bahwa jika tuntutan mereka tidak direspons, gelombang perlawanan akan terus digelorakan. Mereka bertekad membuka topeng mafia pemilu yang berlindung di balik jabatan dan seragam hukum.
“Kami tidak akan diam melihat demokrasi diinjak-injak! Kami akan terus datang, menggugat, dan membongkar satu per satu mafia pemilu!” teriak para mahasiswa di akhir aksi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kejaksaan Agung maupun DKPP RI terkait tuntutan aksi tersebut.
Pewarta: Muh Rahim

Tinggalkan Balasan