Dari Jalan Berbatu Menuju Parlemen: Kisah Perjuangan Buhari dari Porehu
TOKOH — Perjalanan hidup Buhari, S.Kel., M.Si., menjadi cerminan nyata bahwa keterbatasan bukan alas untuk berhenti bermimpi. Lahir di Desa Porehu pada 8 Agustus 1979 dari pasangan H. Djuma’ Sia’ba dan Hj. Waru, Buhari tumbuh dalam keluarga sederhana dengan delapan bersaudara. Sebagai anak kedua, ia sejak kecil mendapat tempaan nilai kesabaran, disiplin, kerja keras, serta pendidikan religius yang melekat sepanjang hidupnya. Nilai-nilai itu pula yang mengantarkannya menjadi salah satu politisi paling berpengaruh di Kabupaten Kolaka Utara.
Setiap pagi kecil Buhari berjalan kaki tanpa alas, menempuh tiga kilometer menuju SDN 1 Porehu. Jalan berbatu, medan curam, dan sarapan pisang rebus atau jagung bukan penghalang baginya. Pada malam hari, ia belajar ditemani palita minyak tanah, meski asap sumbu kain sering membuat mata perih.
“Keterbatasan itu menempah saya. Dari dulu saya percaya pendidikan adalah jalan paling mungkin untuk mengubah nasib,” kenangnya.
Keteguhan itu membawanya menjadi putra pertama Kecamatan Porehu yang meraih gelar magister, menamatkan S2 Teknologi Lingkungan di Universitas Hasanuddin pada 2005. Sebelumnya, ia menempuh S1 Ilmu Kelautan di kampus yang sama sejak 1997.
Buhari awalnya bercita-cita menjadi dosen atau peneliti. Namun arah hidup berubah pada 2002 ketika ia diminta membantu mengurus Partai Demokrat di Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Setelah beberapa kali menolak, ia akhirnya menerima.
“Awalnya saya hanya membantu keluarga. Tapi setelah masuk Demokrat, saya merasa cocok. Ada sosok SBY yang santun, cerdas, patriotik. Itu yang membuat saya tertarik,” ujarnya.
Kesetiaan itu bertahan hingga lebih dari 20 tahun. Menurutnya, Demokrat adalah partai yang nasionalis, religius, menghargai kader, dan menerapkan politik santun.
Ia memulai langkah serius saat Pilpres dan Pileg 2004, ikut dalam tim pemenangan SBY–JK. Ia juga sempat maju sebagai caleg DPRD Kota Makassar namun belum berhasil. Takdir kemudian membawanya pulang ke Kolaka Utara dan masyarakat memberinya kepercayaan selama empat periode di DPRD, atau sekitar 16 tahun masa pengabdian.
Selama menjabat, Buhari banyak menghabiskan waktu di Komisi III yang membidangi infrastruktur. Ia ikut mengawal pembangunan jalan, bypass, sarana pertanian, hingga peningkatan layanan dasar masyarakat di berbagai kecamatan.
Ia juga aktif dalam penyusunan perda-perda penting, di antaranya:
Perda larangan merokok di tempat umum
Perda larangan peredaran minuman keras
Aturan tata cara berpakaian
Perda zakat
Berbagai regulasi sosial lainnya
Buhari menekankan bahwa seluruh kebijakan tersebut adalah hasil kerja bersama DPRD dan pemerintah daerah, dari masa Bupati Rusda Mahmud hingga Nur Rahman Umar bersama Jumarding saat ini.
Ketika ditanya bagaimana ia mempertahankan loyalitas pemilih, Buhari menjawab sederhana: tetap turun ke masyarakat.
“Orang sekarang rasional. Mereka tahu siapa yang bekerja dan siapa yang hanya bicara. Walau APBD kita kecil, PAD rendah, tapi perjuangan untuk kebutuhan masyarakat tetap harus jalan.”
Menurutnya, masa depan Kolaka Utara sangat ditentukan inovasi pemimpin eksekutif, terutama dalam membangun jaringan dengan pusat serta melibatkan pihak swasta. Tingkat kemandirian daerah yang masih rendah sekitar 1,7 persen menjadi tantangan besar.
“Kalau mau maju, Kolaka Utara harus meningkatkan PAD dan membuka diri terhadap investasi. Tanpa itu, percepatan pembangunan sulit terjadi,” tegasnya.
Buhari selalu menempatkan petani, nelayan, pekebun, peternak, dan UMKM sebagai fokus utama.
“Saya ingin melihat Kolaka Utara dikelola profesional, tidak KKN, dan adil untuk semua warga.”
Baginya, politik adalah amanah spiritual.
“Hidup ini ujian. Semua ada pertanggungjawabannya. Politik harus dijalankan sesuai aturan negara, agama, dan etika masyarakat.”
Buhari mengakui, keberhasilannya bertahan di dunia politik tak lepas dari dukungan keluarga.
“Keluarga saya memahami politik sebagai kerja kolektif. Dukungan mereka sangat kuat. Itu yang membuat saya bisa survive dan tetap mengabdi.”
Di sela kesibukannya, ia memiliki dua hobi: tenis dan beternak ayam kampung.
“Hobi dari kecil. Selain untuk ketahanan pangan keluarga dan ekonomi, ada juga rencana jangka panjang yang sedang saya siapkan.”
Ketika ditanya apakah akan naik ke provinsi atau eksekutif, Buhari memilih merendah.
“Saya mengalir seperti air. Kita lihat kondisi, lihat tanggapan masyarakat. Politik itu tak bisa dipaksakan. Kalau masyarakat menginginkan ke provinsi atau eksekutif, kita baca tanda-tanda itu.”
Pesan untuk Generasi Muda Kolaka Utara
“Dunia politik sangat bagus untuk anak muda. Persiapkan moral, etika, pendidikan, dan agama. Politik itu harus membawa keselamatan dunia dan akhirat.”
Jika harus merangkum perjalanan politiknya di Kolaka Utara dalam satu kalimat, Buhari menjawab:
“Saya sangat beruntung. Empat periode ini dimudahkan oleh doa keluarga, orang tua, dan masyarakat. Saya merasa benar-benar beruntung.”
Penulis: Asse


Tinggalkan Balasan