Dugaan Menutup-nutupi Peristiwa Pamsimas Maut di Mojokerto, Ciptakan Kontroversi Publik
TRENNEWS||MOJOKERTO, – Kasus kematian almarhum Basuki saat melaksanakan kerja bakti pada pembangunan proyek sarana air minum dan sanitasi di Dusun Sidogede, Desa Perning, Kecamatan Jetis, kembali menciptakan kontroversi perdebatan publik dalam waktu beberapa hari terakhir.
Betapa tidak, aroma dugaan menutup-nutupi insiden kecelakaan maut yang merenggut nyawa korban akibat terjatuh dari ketinggian menara Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) pada Sabtu (23/11/2024) lalu, kini semakin menguat serta menyita perhatian masyarakat.
“Indikasinya ada. Karena pihak pemerintah desa diduga tidak ada satupun yang koordinasi dengan APH (Aparat Penegak Hukum) sampai korban dimakamkan,” ungkap sumber yang tak ingin dipublish namanya. Minggu, (01/12/2024) sore.
Menurutnya, oknum Pemdes Perning bisa terindikasi melakukan hal yang tidak dibenarkan jika mencoba menyembunyikan fakta yang terjadi. Karena pada dasarnya, kejadian ini mulai mencuat ketika pihak pelaksana Pamsimas diduga melakukan kelalaian terhadap penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara tidak patut.
Menjadi menarik, tatkala para pekerja proyek yang diketahui tak menggunakan alat pelindung diri (APD) secara memadai tersebut, mendapat alokasi dana dari Bantuan Pemerintah kepada Masyarakat (BPM) yang dikelola oleh ‘Pokmas Perning Adem Ayem’ sebesar Rp 400 juta.
“Saya melihat (pekerja) itu nggak ada APD. Bahwasanya ini diduga mengabaikan prosedur (keselamatan kerja),” kata narasumber.
Ia pun kembali menyesalkan adanya dugaan kelalaian pada penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) saat peristiwa kecelakaan maut yang menyebabkan tetangganya ini berkalang tanah. Untuk itu, dirinya menyebut ada salah seorang yang terindikasi menutup-nutupi perkara tersebut.
“Ada salah satu tokoh, diduga berusaha menutup-nutupi hal itu. Ada oknum, yang menyatakan agar kasus ini jangan sampai terekspos. Kenapa ? Ini menyangkut nyawa. Saya berharap kasus ini bisa terkuak,” jelasnya geram.
Ditempat yang sama, narasumber ke-2 juga ikut menguatkan sekaligus bersaksi bahwa peristiwa kematian yang menggegerkan Bumi Wilwatikta itu diakuinya ada indikasi merahasiakan insiden agar perkara tersebut tak sampai tersingkap.
Tinggalkan Balasan