Senin, 21 Juli 2025

Kemenag Wacanakan Jalur Laut untuk Haji dan Umrah, Solusi Alternatif Bagi Jamaah

Nasaruddin dalam acara peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 dan peringatan 10 tahun Indonesia Halal Lifestyle Center di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Jakarta, TrenNews.id – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama tengah menggagas opsi baru dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, yakni dengan memanfaatkan jalur laut sebagai alternatif moda transportasi selain pesawat. Wacana ini dinilai sebagai solusi strategis untuk menekan biaya perjalanan sekaligus memperluas aksesibilitas bagi masyarakat luas.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa ide tersebut telah dibahas secara serius dengan pihak Pemerintah Arab Saudi. Ia menjelaskan, skema pelayaran ini tidak hanya memungkinkan jamaah dari Indonesia untuk berangkat dengan biaya lebih terjangkau, tetapi juga membuka jalur bagi jamaah dari negara-negara Asia Tenggara dan sekitarnya.

“Jika pelabuhan-pelabuhan di Arab Saudi siap, maka sangat mungkin kita mulai pemberangkatan jamaah umrah dan haji melalui kapal laut. Ini bisa menjadi terobosan besar dalam pelayanan jemaah,” ujar Nasaruddin dalam acara peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 dan peringatan 10 tahun Indonesia Halal Lifestyle Center di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Ia menambahkan, Pemerintah Arab Saudi saat ini tengah melakukan reformasi besar-besaran melalui program Saudi Vision 2030, yang turut mencakup sektor ibadah haji dan umrah. Saudi kini semakin terbuka terhadap investasi global dan kerja sama regional, termasuk pembangunan pelabuhan modern serta modernisasi fasilitas di Tanah Suci.

“Saudi sedang bersiap menjadi negara terbuka secara bisnis dan keagamaan. Mereka bahkan menggandeng konsultan dari AS untuk merancang pengelolaan haji dan umrah secara profesional,” katanya.

Namun demikian, Nasaruddin menekankan bahwa realisasi jalur laut ini sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, baik di pelabuhan Indonesia maupun Saudi. Dibutuhkan fasilitas pelabuhan yang mampu melayani ribuan jamaah dengan standar internasional, serta sistem logistik dan layanan kesehatan di atas kapal.

Lebih lanjut, ia menyoroti rencana pembangunan fasilitas bertingkat di kawasan Mina, pelebaran Masjidil Haram, hingga jalur layang baru untuk mobilitas jamaah. Semua ini dianggap sebagai sinyal positif bahwa Saudi siap menghadapi transformasi besar dalam sistem perhajian.

Pemerintah Indonesia sendiri, lanjutnya, sedang melakukan studi kelayakan, termasuk memperhitungkan waktu tempuh, biaya operasional, dan kenyamanan jamaah. Bila semua pihak mendukung, model jalur laut bisa menjadi alternatif permanen yang bersinergi dengan moda udara.

“Kita ingin memberi pilihan kepada masyarakat. Tidak semua jamaah mampu membayar biaya tinggi untuk penerbangan. Jalur laut bisa jadi solusi berkeadilan,” tegas Nasaruddin.

Wacana ini pun mendapat tanggapan positif dari sejumlah pemangku kepentingan, termasuk asosiasi travel umrah dan tokoh-tokoh ormas Islam. Mereka menilai opsi tersebut membuka peluang baru bagi calon jamaah yang selama ini terkendala biaya.

Dengan pendekatan inovatif dan inklusif, pemerintah berharap ibadah ke Tanah Suci dapat dirasakan oleh lebih banyak umat, tanpa harus terkendala oleh tingginya biaya transportasi.

Pewarta: Hendra
Editor: Redaksi TrenNews.id

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini