Sabtu, 6 Desember 2025

Keras! Aktivis Sebut Wawali Baubau Tampilkan Watak Otoriter

Saliadin “Pernyataan Wakil Wali Kota itu sangat disayangkan. Ini bukan hanya soal keliru berbicara, tetapi mencerminkan pola pikir yang ingin membatasi kebebasan berpendapat. Itu berbahaya bagi demokrasi,”
Mahasiswa Baubau bersiap melakukan aksi lanjutan menolak sikap pemerintah yang dianggap membatasi kebebasan berpendapat

Baubau, Trennews.id – Pernyataan Wakil Wali Kota Baubau, Wa Ode Hamsinah Bolu, saat forum sosialisasi pengendalian gratifikasi pada Selasa, 2 Desember 2025, kembali memicu gelombang kritik dari kalangan aktivis mahasiswa. Sejumlah pernyataannya dinilai mencerminkan watak otoriter dan sikap yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi oleh pemerintah.

Dalam forum itu, Wawali diduga melontarkan komentar yang dianggap problematik, mulai dari permintaan agar kepolisian mempertimbangkan ulang izin unjuk rasa hingga menyebut demonstrasi yang tidak berkaitan langsung dengan urusan Pemkot sebagai aksi “salah alamat” jika dilakukan di Kantor Wali Kota. Bagi mahasiswa, ucapan ini tidak hanya meremehkan aspirasi publik, tetapi juga menunjukkan ketidakpahaman terhadap hak rakyat dalam menyampaikan pendapat.

La Ode Saliadin, salah satu aktivis Baubau, menyampaikan kecaman terbuka. Ia menilai sikap Wawali hanya mempertebal kesan bahwa pemerintah kota mulai menunjukkan karakter otoriter.
“Pernyataan Wakil Wali Kota itu sangat disayangkan. Ini bukan hanya soal keliru berbicara, tetapi mencerminkan pola pikir yang ingin membatasi kebebasan berpendapat. Itu berbahaya bagi demokrasi,” tegasnya.

 

Menurut Saliadin, pembatasan izin aksi adalah bentuk nyata pelecehan terhadap hak konstitusional warga negara. Ia menilai pemerintah seharusnya menjadi pihak pertama yang mendengar keluhan masyarakat, bukan malah menghindar dan mencari-cari alasan untuk membungkam kritik.

Tak hanya itu, ancaman pelaporan balik kepada demonstran juga menjadi sorotan keras para aktivis. Mereka menilai pernyataan tersebut adalah bentuk intimidasi terselubung yang bertujuan menciptakan rasa takut di kalangan mahasiswa maupun masyarakat.

“Jika pemerintah alergi terhadap kritik, itu tanda bahwa mereka mulai kehilangan arah. Kami sebagai aktivis tidak bisa diam. Kami akan terus bersuara,” tambah Saliadin dengan nada geram.

Ia menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak yang dijamin oleh undang-undang dan tidak boleh dibatasi secara sewenang-wenang. Aktivis dan masyarakat sipil, kata dia, akan terus mengawal jalannya demokrasi dan memastikan pemerintah tidak melampaui batas kewenangannya.

Gelombang kritik terhadap pernyataan Wawali Baubau diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Mahasiswa juga dikabarkan tengah menyiapkan langkah aksi lanjutan sebagai bentuk protes atas sikap pemerintah kota yang dinilai semakin menjauh dari nilai-nilai demokrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini