Krisis Internal Bank NTT: Kepercayaan Publik Tergerus Akibat Konflik Kepentingan
Kupang, Trennews.id – Bank NTT kembali menjadi sorotan publik akibat krisis kepengurusan yang belum terselesaikan dan berbagai polemik yang memicu degradasi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan terbesar di NTT.
Mantan Ketua Komisi III DPRD NTT, Hugo Rehi Kalembu, mengungkapkan dua masalah utama yang dihadapi Bank NTT. Pertama, ancaman perubahan status menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) jika modal inti minimum Rp3 triliun tidak tercapai pada 31 Desember 2024. Kedua, gonjang-ganjing pemberitaan yang membingungkan dan mencemaskan publik.
“Bank NTT seolah menjadi arena pertarungan kepentingan yang menggerus kepercayaan publik,” ujar Hugo dalam keterangan yang diterima Trennews.id, Senin (20/1/2025) malam.
Langkah strategis melalui RUPS-LB pada 8 Mei 2024, termasuk persetujuan kerja sama KUB dengan Bank DKI dan pergantian kepengurusan, dinilai belum memberikan solusi yang konkret. Bahkan, keputusan RUPS-LB pada 16 November 2024 yang hanya memperpanjang masa jabatan pengurus tiga bulan, memunculkan spekulasi terkait urgensi pergantian sebelum pelantikan gubernur dan wakil gubernur baru NTT.
Hugo juga menyoroti dampak kerja sama KUB dengan Bank Jatim yang menjadikan Bank Jatim sebagai induk dan Bank NTT sebagai anak. Ia mengingatkan pentingnya menjaga arah kebijakan yang harmonis dengan kepemimpinan gubernur terpilih di NTT dan Jawa Timur.
Tinggalkan Balasan