Labura 17 Tahun: Saatnya Bergerak Lebih Maju dan Merata
OPINI – Tepat pada tanggal 21 Juli 2025, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) genap berusia 17 tahun. Sebuah momen penting yang tak sekadar menjadi perayaan seremonial, namun lebih jauh harus menjadi titik reflektif bagi kita semua: sudah sejauh mana Labura tumbuh? Dan ke arah mana hendak kita bawa kampung halaman ini?
Kita tak boleh lupa, pada 21 Juli 2008 silam, di Gedung Nusantara II DPR RI – Senayan, Jakarta, harapan dan cita-cita masyarakat Labura dipenuhi dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sebuah buah perjuangan yang penuh peluh dan tekad dari para tokoh dan pejuang pemekaran.
Sebagai masyarakat Labura, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih setinggi-tingginya kepada mereka yang telah berjuang di garda depan. Semoga seluruh amal mereka menjadi catatan kebaikan di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Namun, usia 17 bukan lagi masa kanak-kanak dalam siklus pembangunan. Ini masa transisi menuju kedewasaan. Artinya, Labura hari ini harus mulai berlari lebih cepat, bergerak lebih sigap, dan berpikir lebih jauh.
Masih Banyak PR yang Tersisa
Di balik pencapaian pembangunan yang telah diraih – mulai dari infrastruktur dasar, pelayanan publik, hingga kelembagaan pemerintah – kita tak bisa menutup mata terhadap sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan secara maksimal.
Pertama, isu kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan masih menjadi tantangan utama. Pemerintah harus serius membuka akses lapangan kerja, bukan sekadar proyek temporer, melainkan solusi berkelanjutan melalui penguatan UMKM dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Kedua, sektor kesehatan membutuhkan perhatian mendesak. Belum adanya Rumah Sakit Umum Daerah yang memadai menyebabkan banyak warga harus berobat ke luar daerah. Ini bukan sekadar soal fasilitas, tapi soal nyawa dan hak dasar rakyat.
Ketiga, konektivitas antarwilayah masih jauh dari harapan. Jalan-jalan penghubung antar kecamatan, yang seharusnya menjadi urat nadi ekonomi dan mobilitas, justru banyak yang rusak atau belum tuntas dibangun.
Keempat, minimnya fasilitas publik yang bersifat strategis dan identitas daerah, seperti Islamic Center, Masjid Agung, dan GOR. Ketidakhadiran infrastruktur ini bukan hanya soal fisik, tapi menyangkut pembentukan karakter, budaya, dan prestasi generasi muda.
Kelima, kondisi ibu kota kabupaten, Aek Kanopan, juga belum mencerminkan wajah sebuah pusat pemerintahan. Tidak adanya penataan lalu lintas yang baik, ruang terbuka publik, dan ringroad yang layak membuat kota ini terasa sempit dan semrawut.
Keenam, Labura sangat membutuhkan Perguruan Tinggi. Ini bukan sekadar lembaga pendidikan, tapi simbol kemajuan dan investasi jangka panjang untuk generasi muda. Berapa banyak anak-anak kita yang terpaksa mengubur impian kuliah karena kendala ekonomi dan akses?
Ketujuh, ancaman narkoba semakin nyata dan berbahaya. Pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum tak boleh lagi bersikap lunak. Perlu penindakan tegas dan terukur agar Labura tidak menjadi ladang subur bagi kehancuran generasi muda.
Butuh Kepemimpinan Visioner
Semua catatan di atas tentu tidak akan terealisasi tanpa kepemimpinan daerah yang kuat secara visi, serta kolaboratif dalam eksekusi. Pemerintah daerah harus membuka ruang partisipasi publik secara luas, menggandeng masyarakat sipil, akademisi, hingga sektor swasta untuk bersama-sama membangun Labura.
Tak ada daerah yang besar karena dibiarkan tumbuh secara alami. Semua kemajuan membutuhkan intervensi kebijakan yang cerdas dan terukur, serta semangat kolektif dari seluruh unsur masyarakat.
Hari jadi ke-17 ini semestinya menjadi momentum kebangkitan baru. Jangan kita terlena oleh laporan-laporan kinerja yang penuh angka dan grafik. Yang dibutuhkan rakyat adalah bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari: jalan mulus, rumah sakit terjangkau, pendidikan berkualitas, kota yang aman dan tertib.
Mari Kita Bangun Labura Bersama
Labuhanbatu Utara adalah rumah besar kita bersama. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaganya, merawatnya, dan mendorongnya agar menjadi daerah yang maju, adil, dan sejahtera. Semboyan “Basimpul Kuat Babontuk Elok” harus diterjemahkan dalam kerja nyata, bukan hanya menjadi slogan di baliho-baliho.
Selamat Ulang Tahun yang ke-17, Kabupaten Labuhanbatu Utara. Mari kita bersinergi dalam harmoni, mengejar ketertinggalan, dan mewujudkan kejayaan bersama.
Semoga…!
Oleh: Habibullah, SP.
Masyarakat Labura
Aek Kanopan, 21 Juli 2025

Tinggalkan Balasan