Pemdes Saludongka Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah, Isnandar: Warga Harus Paham Syariat dan Berani Memuliakan Jenazah
Lasusua, TrenNews.id — Pemerintah Desa Saludongka, Kecamatan Pakue Utara, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, menggelar Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah pada Selasa (15/7/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pelatihan Mandiri Desa yang digagas sejak akhir 2024, dengan tujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam tata cara penyelenggaraan jenazah sesuai syariat Islam.
Pelatihan ini menghadirkan Ustadz Sakka, Da’i Desa Saludongka, sebagai pemateri utama. Sementara itu, Kepala Desa Saludongka, Isnandar, S.Pd, memberikan arahan kebijakan sekaligus menekankan pentingnya perubahan mindset masyarakat dalam menghadapi kematian.
“Kami ingin masyarakat tidak lagi takut menyentuh atau mengurus jenazah keluarganya sendiri. Memuliakan jenazah adalah bagian dari ibadah yang harus dipahami dan diamalkan,” ujar Isnandar kepada TrenNews.id.
Menurutnya, masih banyak warga yang menyerahkan seluruh urusan jenazah kepada tokoh adat atau imam tanpa memahami dasar-dasar syariat. Bahkan dalam beberapa kasus, masih ditemukan praktik-praktik penyelenggaraan jenazah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Pelatihan ini mencakup tiga materi utama, Manajemen Kematian dan Sakaratul Maut, Manajemen Pemuliaan Jenazah, serta Praktik Memandikan, Mengkafani, dan Mensholatkan Jenazah. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat umum dan aparat desa yang mendaftar secara terbuka tanpa seleksi.
Lebih lanjut, Isnandar menyampaikan bahwa pelatihan ini dirancang sebagai fondasi untuk membentuk Tim Penyelenggaraan Jenazah Desa, yang ke depannya akan menjadi ujung tombak pelayanan sosial keagamaan berbasis masyarakat.
“Harapan kami, dalam jangka pendek masyarakat memahami proses yang benar. Dalam jangka panjang, terbentuk tim yang terpercaya dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Desa Saludongka telah menyiapkan dukungan konkret, seperti sosialisasi lanjutan, pembentukan struktur tim, hingga penyediaan anggaran dalam APBDes untuk perlengkapan penyelenggaraan jenazah seperti kain kafan dan alat pemulasaran.
Namun, Isnandar juga mengakui bahwa tantangan terbesar terletak pada membangun kepercayaan masyarakat yang selama ini lebih cenderung mengikuti arahan tokoh adat.
“Kami tidak menolak adat, tapi kita harus menyesuaikan dengan ajaran Islam. Melalui pelatihan ini, kita ingin lahirkan sinergi antara pemerintah desa, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat,” tuturnya.
Pelatihan ini mendapat apresiasi dari peserta. Banyak warga mengaku baru mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang penyelenggaraan jenazah secara syar’i. Harapan mereka, tim yang akan dibentuk kelak menjadi penggerak pelayanan kematian yang amanah, profesional, dan sesuai sunnah.
Pewarta: Asse

Tinggalkan Balasan