Ratusan Mahasiswa FISIP Unair Surabaya, Belajar Sejarah dan Budaya Nusantara di Museum Gubug Wayang
TRENNEWS||MOJOKERTO, – Sebanyak 158 mahasiswa serta sejumlah dosen dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Airlangga Surabaya, melaksanakan kegiatan kuliah lapangan untuk mata kuliah “SOH218 Kajian Keindonesiaan I : Negara dan Struktur Dasar” yang bertujuan mendalami budaya dan sejarah bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, mereka melaksanakan praktik kuliah lapangan di museum Gubug Wayang, Mojokerto. Senin, (02/12/2024).
Para mahasiswa dan dosen Unair Surabaya ini nampak disambut oleh Kombes Pol Tri Suhartanto, sosok Polisi yang juga penasehat di Museum Gubug Wayang Mojokerto. Dalam kebersamaan itu, mereka diajak keliling dan diperkenalkan satu-persatu koleksi yang ada di dalam museum tersebut.
“Ini luar biasa sekali yah. Disini kita berjumpa dengan Polisi yang tidak hanya dikenal sebagai penegak hukum tetapi juga memiliki rasa kepedulian dan kecintaan terhadap seni dan budaya,” ucap salah seorang mahasiswi.
Hal senada juga datang dari Athaya Ananda Putri, mahasiswi Unair hubungan internasional. Menurutnya, museum Gubug Wayang itu sangat informatif, terlebih bagi yang suka seni.
“Disini tempatnya sangat cocok, kita bisa mengenali tentang budaya-budaya apa aja yang ada di Indonesia. Ini sangat menarik, kita jadi mengerti,” terangnya.
Ditempat yang sama, Kombes Pol Tri Suhartanto yang merupakan KA Siaga A Mabes Polri itu juga menyampaikan jika di dunia yang semakin modern ini, terkadang kita bisa lupa bahwa akar kebijaksanaan sebenarnya ada dalam masa lalu.
“Museum ini lebih dari sekadar tempat penyimpanan benda bersejarah, namun ia adalah jendela untuk memahami perjalanan bangsa ini. Sebuah cermin masa lampau yang membantu kita menapak masa depan,” ujar Tri Suhartanto dalam sambutannya.
Infrastruktur tempat yang berada dilokasi Jalan Kartini Nomor: 23 tersebut ialah Museum yang bernama Gubug Wayang yang resmi dibuka pada 15 Agustus 2015 silam .
Bangunan tiga lantai ini menyimpan ribuan koleksi wayang dan artefak budaya lainnya. Sehingga, museum ini tak hanya menjadi kebanggaan Mojokerto saja, tetapi juga Indonesia.
Halaman Depan: Memasuki Dunia Ramayana
Langkah pertama saat menapaki museum ini membawa kita pada relief “Epos Ramayana”, yakni duplikat kisah abadi dari Candi Prambanan. Relief ini mengisahkan perjalanan Wisynu menghadapi Rahwana, hingga akhir cerita yang penuh kelegaan saat Rahwana dikalahkan.
“Patung Pak Raden berdiri kokoh di sudut halaman, menyambut setiap pengunjung dengan pesan kuat tentang dedikasi dan cinta pada seni,” jelas Kombes Tri, sapaan familiar nya.
Tak hanya bentuk relief, sumbangan Pak Raden berupa koleksi boneka “Si Unyil” juga ikut memperkaya aset museum ini meski sang seniman telah berpulang, namun karyanya tetap hidup dan menginspirasi.
Menelusuri Lantai Demi Lantai, Warisan yang Tak Ternilai
Memasuki lantai pertama, pengunjung disuguhi filosofi mendalam di balik keris sebagai simbol kehormatan sekaligus senjata tradisional.
Tinggalkan Balasan