Minggu, 22 Juni 2025

Ratusan Mahasiswa FISIP Unair Surabaya, Belajar Sejarah dan Budaya Nusantara di Museum Gubug Wayang

TRENNEWS||MOJOKERTO, – Sebanyak 158 mahasiswa serta sejumlah dosen dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Airlangga Surabaya, melaksanakan kegiatan kuliah lapangan untuk mata kuliah “SOH218 Kajian Keindonesiaan I : Negara dan Struktur Dasar” yang bertujuan mendalami budaya dan sejarah bangsa.

Dalam kesempatan tersebut, mereka melaksanakan praktik kuliah lapangan di museum Gubug Wayang, Mojokerto. Senin, (02/12/2024).

Para mahasiswa dan dosen Unair Surabaya ini nampak disambut oleh Kombes Pol Tri Suhartanto, sosok Polisi yang juga penasehat di Museum Gubug Wayang Mojokerto. Dalam kebersamaan itu, mereka diajak keliling dan diperkenalkan satu-persatu koleksi yang ada di dalam museum tersebut.

“Ini luar biasa sekali yah. Disini kita berjumpa dengan Polisi yang tidak hanya dikenal sebagai penegak hukum tetapi juga memiliki rasa kepedulian dan kecintaan terhadap seni dan budaya,” ucap salah seorang mahasiswi.

Hal senada juga datang dari Athaya Ananda Putri, mahasiswi Unair  hubungan internasional. Menurutnya, museum Gubug Wayang itu sangat informatif, terlebih bagi yang suka seni.

“Disini tempatnya sangat cocok, kita bisa mengenali tentang budaya-budaya apa aja yang ada di Indonesia. Ini sangat menarik, kita jadi mengerti,” terangnya.

Ditempat yang sama, Kombes Pol Tri Suhartanto yang merupakan KA Siaga A Mabes Polri itu juga menyampaikan jika di dunia yang semakin modern ini, terkadang kita bisa lupa bahwa akar kebijaksanaan sebenarnya ada dalam masa lalu.

“Museum ini lebih dari sekadar tempat penyimpanan benda bersejarah, namun ia adalah jendela untuk memahami perjalanan bangsa ini. Sebuah cermin masa lampau yang membantu kita menapak masa depan,” ujar Tri Suhartanto dalam sambutannya.

Infrastruktur tempat yang berada dilokasi Jalan Kartini Nomor: 23 tersebut ialah Museum yang bernama Gubug Wayang yang resmi dibuka pada 15 Agustus 2015 silam .

Bangunan tiga lantai ini menyimpan ribuan koleksi wayang dan artefak budaya lainnya. Sehingga, museum ini tak hanya menjadi kebanggaan Mojokerto saja, tetapi juga Indonesia.

 

Halaman Depan: Memasuki Dunia Ramayana 

Langkah pertama saat menapaki museum ini membawa kita pada relief “Epos Ramayana”, yakni duplikat kisah abadi dari Candi Prambanan. Relief ini mengisahkan perjalanan Wisynu menghadapi Rahwana, hingga akhir cerita yang penuh kelegaan saat Rahwana dikalahkan.

“Patung Pak Raden berdiri kokoh di sudut halaman, menyambut setiap pengunjung dengan pesan kuat tentang dedikasi dan cinta pada seni,” jelas Kombes Tri, sapaan familiar nya.

Tak hanya bentuk relief, sumbangan Pak Raden berupa koleksi boneka “Si Unyil” juga ikut memperkaya aset museum ini meski sang seniman telah berpulang, namun karyanya tetap hidup dan menginspirasi.

 

Menelusuri Lantai Demi Lantai, Warisan yang Tak Ternilai

Memasuki lantai pertama, pengunjung disuguhi filosofi mendalam di balik keris sebagai simbol kehormatan sekaligus senjata tradisional.

Koleksi keris di museum ini, terlihat dari yang berbentuk sederhana hingga yang berukuran 3,5 Meter. Filosofi keris tersebut mengajarkan tentang nilai kesatria sejati.

Lebih lanjut, kemudian dunia wayang menyapa. Beragam jenis wayang dari Wayang Kulit, Wayang Golek hingga Wayang Kardus mencerminkan kekayaan seni yang melintasi zaman.

Tak hanya menyuguhkan sebuah cerita, sebab setiap wayang dapat memuat nilai-nilai kehidupan, baik dari cerita epik Ramayana hingga kisah religius dalam Wayang Wahyu.

 

Lantai Kedua, Menjadi Ruang Eksplorasi Lebih Dalam 

Di sini nampak Wayang Golek asal Jawa Barat hadir dengan variasi gaya dari berbagai daerah. Koleksi dalang ternama seperti Asep Sunarya, menjadi saksi bahwa seni wayang masih terus hidup dan berkembang.

 

Museum sebagai Pusat Kebudayaan

Museum Gubug Wayang tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata budaya, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran.

Festival Wayang ASEAN 2016 yang diselenggarakan di museum ini menjadi bukti bahwa wayang mampu menjadi bahasa universal yang menyatukan negara-negara.

 

Pelajaran dari Masa Lampau untuk Masa Depan 

Sobat Budaya, Museum Gubug Wayang adalah pengingat bahwa budaya adalah identitas.

“Ia mengajarkan kita untuk menghargai nilai-nilai masa lalu, membawanya ke masa kini, dan melestarikannya untuk masa depan,” tambah Tri Suhartanto.

Jika anda ingin memahami jati diri bangsa, maka awak media mereferensikan museum ini adalah tempat yang wajib dikunjungi.

“Mari berkunjung, belajar dan mencintai warisan budaya kita bersama,” pungkas Kombes Pol Tri Suhartanto.

Seketika, para mahasiswa/i serta dosen universitas ternama ini pun mengucapkan terimakasih kepada Kombes Pol Tri Suhartanto yang telah memberikan pemahaman tentang berbagai budaya yang ada di indonesia.

Seperti diketahui di Mojokerto, tengah berdiri megah sebuah Museum Gubug Wayang yang merupakan penjaga warisan Nusantara yang menyuguhkan pelajaran berharga dari sejarah, seni, dan budaya. (Agung Ch)

Sumber : Museum Gubug Wayang Mojokerto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini