Kamis, 21 November 2024

Sekda Fansi Siap Telusuri Proses Pembangunan Awal Gudang Menara Yang Gaduh

Sekda Manggarai, Jahang Fansy Aldus

MANGGARAI, TRENNEWS.ID – Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai, Jahang Fansi Aldus merespon pemberitaan Trennews.id terkait keberadaan gudang PT. Menara yang membuat gaduh bagi warga Kelurahan Bangka Leda.

Dalam keterangannya melalui pesan whatsapp, Fansi Jahang tegaskan akan memanggil dinas terkait untuk mempertanyakan proses pembangunan awal gedung PT. Menara tersebut.

Selain itu, Fansi Jahang juga mempertanyakan responsifitas dari Dinas Lingkungan Hidup terhadap keluhan para warga yang sudah mereka laporkan itu.

“Malam adek Kordi, trima kasih banyak infonya adek. Dari pemberitaan diatas, ternyata warga dan lurah setempat sudah melaporkan kondisi ini pada Pemkab Manggarai melalui Dinas Lingkungan Hidup Daerah. Saya akan telusuri dan memanggil instansi terkait, agar dapat menjelaskan proses awal dibangunnya gudang tersebut. Sekaligus minta info soal respon keluhan masyarakat tersebut.Saya akan cek adek”,jelas Fansi Jahang, Jum’at (19/7/2024) malam.

Selain itu, Fansi juga meminta media agar selalu follow up progres selanjutnya sembari menunggu hasil koordinasi dari dinas-dinas terkait.

Sebelumnya, keberadaan gudang PT.Menara Armada Pratama di Kelurahan Bangka Leda,Manggarai,Nusa Tenggara Timur(NTT) mengancam keberadaan warga setempat yang mengganggu kenyamanan warga.

Para warga yang berada di sekitar gudang tersebut selalu tidak nyaman dengan keluar masuknya mobil besar,alat berat yang mengeluarkan getaran dan bel yang membuat warga merasa kebisingan.

Selain itu,keberadaan gudang PT.Menara tersebut tidak hanya menampung dan memarkirkan kendaraan dan alat berat.Namun,ada aktivitas lain seperti penggilingan batu dan pembakaran aspal.Dari aktivitas tersebut menimbulkan polusi udara yang membuat kesehatan warga terancam.

Dampak lain dari keberadaan gudang PT.Menara tersebut juga pada saat musim hujan,yakni air limbah mengalir ke rumah warga melalui celah tembok pembatas gudang milik PT.Menara.

Beberapa warga yang terdampak menyampaikan keluhan kepada media,Kamis 18 Juli 2024.

Martinus Habut,warga yang halaman rumahnya sempat dibanjiri air limbah yang mengalir dari celah tembok gudang milik PT.Menara merasa tidak nyaman dengan keberadaan gudang tersebut.

“Pernah satu kali,tembok pembatas itu tumbang dan menghantam rumah saya.PT.Menara melalui stafnya menyumbangkan saya 5 sak semen.Dan itu pun,saya sendiri lagi yang kerja”,ungkap Martinus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini