Rabu, 9 Oktober 2024

Tumpahan Zat Cair Diduga Limbah PT ENERO di Mojokerto, Terindikasi Sebabkan Kecelakaan

Tumpahan Zat Cair Diduga Limbah PT ENERO, Terindikasi Sebabkan Kecelakaan di Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

TRENNEWS.ID, MOJOKERTO, – Tumpahan zat cair yang terjadi baru-baru ini di jalan raya Gempolkerep, kecamatan Gedeg, disinyalir menjadi penyebab utama sejumlah kendaraan mengalami insiden kecelakaan.

 

Muntahan partikel licin pada truk-truk tangki yang diduga berasal dari ‘limbah produksi’ PT. ENERO (Energi Agro Nusantara) itu, menurut pengakuan dari segenap warga sekitar menjadi indikator pemicu awal terjadinya kecelakaan.

“Sudah ada tujuh orang yang terjatuh ditempat ini akibat ceceran limbah dari pabrik etanol (PT. ENERO). Baunya gak enak, seperti t4i. Tumpahan dari truk tangkinya ya selalu ‘ngelocor’ begitu, saya lihat sendiri. Ceceran itu nanti akan dikasih ampas tebu, biar gak licin,” jelas ST saat dikonfirmasi di TKP. Sabtu, (07/09/2024).

Korban yang paling parah, lanjutnya, dialami oleh pensiunan Tentara. Dia sampai opname di RSUD Basoeni gara-gara ceceran limbah ENERO. Limbahnya berwarna coklat, lengket dan licin jika dijamah tangan.

“Sebenarnya, sudah banyak masyarakat yang marah-marah sama ENERO. Dulu di tempat ini gak ada kecelakaan, tapi semenjak ada pabrik bioetanol itu, sekarang banyak orang yang kecelakaan. Saya asli orang sini, ya tahu,” tegasnya.

Seperti yang disampaikan oleh ST, nasib apes tersebut menimpa Suparno, seorang pengendara motor yang juga merupakan Purnawirawan TNI-AD berpangkat Mayor. Dalam keterangan korban, ia mengaku tergelincir saat mengantar buah hatinya menuju ke sekolahan.

“Seminggu yang lalu, pada Jum’at (30/08/2024) saya jatuh tergelincir di jalan raya timurnya masjid PG Gempolkerep. Saya melihat tiba-tiba ada orang jatuh terpeleset di depan saya. Ternyata, kemudian saya menyusul juga,” ungkap Suparno dikediamannya. Sabtu, (07/09/2024).

Akhirnya, kata Suparno, saya dibawa ke poliklinik pabrik. Namun karena nggak punya alat scan, lantas dilarikan ke RS Mutiara Hati. Selanjutnya, saya kemudian dirujuk ke UGD di RSUD Basoeni untuk menjalani rawat inap selama empat hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini