Gudang PT. Menara Gaduh, Warga Minta Pemda Segel
MANGGARAI, TRENNEWS.ID – Keberadaan gudang PT. Menara Armada Pratama di Kelurahan Bangka Leda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengancam keberadaan warga setempat yang mengganggu kenyamanan warga.
Para warga yang berada di sekitar gudang tersebut selalu tidak nyaman dengan keluar masuknya mobil besar,alat berat yang mengeluarkan getaran dan bel yang membuat warga merasa kebisingan.
Selain itu, keberadaan gudang PT. Menara tersebut tidak hanya menampung dan memarkirkan kendaraan dan alat berat.Namun,ada aktivitas lain seperti penggilingan batu dan pembakaran aspal.Dari aktivitas tersebut menimbulkan polusi udara yang membuat kesehatan warga terancam.
Dampak lain dari keberadaan gudang PT.Menara tersebut juga pada saat musim hujan,yakni air limbah mengalir ke rumah warga melalui celah tembok pembatas gudang milik PT.Menara.
Beberapa warga yang terdampak menyampaikan keluhan kepada media, Kamis (18/7/2024).
Martinus Habut,warga yang halaman rumahnya sempat dibanjiri air limbah yang mengalir dari celah tembok gudang milik PT.Menara merasa tidak nyaman dengan keberadaan gudang tersebut.
“Pernah satu kali,tembok pembatas itu tumbang dan menghantam rumah saya.PT.Menara melalui stafnya menyumbangkan saya 5 sak semen.Dan itu pun,saya sendiri lagi yang kerja”,ungkap Martinus.
Selain itu, Martinus juga dan beberapa warga lain yang terdampak sempat melaporkan soal keberadaan gudang PT.Menara tersebut bersama Lurah Bangka Leda ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai,namun hingga kini laporan mereka tak pernah direalisasi.
“Kami kesal, jangan-jangan pemerintah melalui dinas sudah berkompromi dengan PT.Menara sehingga ketidaknyamanan kami sebagai warga yang terdampak tidak diperhatikan secara serius”,cetus Martinus.
Ia juga menyayangkan keberadaan gudang PT.Menara tersebut tidak memperhatikan zona permukiman warga dan juga tata ruang dan tata wilayah.
“Kami menduga,bahwa PT.Menara membangun gudang ini tidak melalui proses perijinan yang lengkap.Tak hanya itu,persetujuan warga juga perlu dipandang penting”,ujar Martinus.
Tak hanya Martinus, Om Depan juga mengeluh hal yang hampir sama dengan bapak Martinus.Dirinya juga kecewa dengan PT.Menara yang seolah-olah tidak menghargai warga setempat.
“Saya pernah tegur mereka gegara bunyi bel mobil tronton mereka saat memasuki gudang.Kebetulan waktu itu,anak saya sedang sakit.Anak saya tidak nyaman,sehingga saya mendatangi gudang tersebut dan menegur mereka.Namun,teguran kami tak pernah dihargai.Besoknya mereka buat hal yang sama bahkan malam-malam dengan sengaja mereka membunyikan klakson,padahal mobil sudah berada di dalam gudang”,ungkap om Depan.
Om Depan juga mempertanyakan soal respon pemerintah dari keberadaan gudang PT. Menara tersebut.Karena menurutnya,masyarakat yang berada di sekitar gudang PT.Menara sering mengeluh,menegur bahkan melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup,namun tak ada realisasi.
“Bupati mestinya sigap untuk merespon persoalan yang dikeluhkan oleh warganya terkait keberadaan gudang PT.Menara.Ini kan tidak ! Bupati terkesan melakukan pembiaran terhadap PT.Menara.Sehingga,kami menduga bahwa Pemerintah tidak punya taring terhadap pengusaha besar dan selalu berada dibawah ketiak para pengusaha”,ungkap om depan saat diwawancara media, Jumat (19/7/2024).
Tinggalkan Balasan