Jelang Pemilukada: Media Online Jadi Sarana Propaganda Politik yang Efektif
BUTON SELATAN, TRENNEWS.ID – Di era modern digitalisasi Media massa, baik itu televisi, radio, surat kabar, maupun platform digital, memegang peranan penting dalam membentuk opini publik. Perkembangan teknologi dan meningkatnya penggunaan media online telah membawa perubahan besar dalam lanskap komunikasi dan informasi. Namun, di balik kemudahan akses dan kebebasan berbagi informasi, media online kini sering dimanfaatkan sebagai sarana propaganda politik. Banyak pihak yang khawatir bahwa informasi yang diterima masyarakat bisa saja bias dan diarahkan ke sana.
Media online, terutama media sosial, memungkinkan pesan politik tersebar luas dalam waktu singkat. Fitur berbagi dan algoritma yang mendorong konten tertentu ke pengguna membuat informasi politik bisa cepat viral, baik untuk tujuan positif maupun negatif. Dalam konteks politik, para pendukung maupun tim kampanye sering menggunakan media online untuk menyebarkan informasi yang mendukung citra kandidat mereka atau merusak reputasi kandidat lain.
Menurut La Ode Aan salah satu aktivis Buton Selatan, media komunikasi sering kali menjadi alat propaganda politik di media online umumnya dilakukan melalui berbagai strategi. Misalnya, penggunaan artikel yang mengandung opini terselubung, penyebaran hoaks, hingga penggunaan influencer atau akun-akun tertentu (Buzzer) untuk menyampaikan narasi politik yang menguntungkan kelompok tertentu. Berita atau konten yang disajikan sering kali dibuat sedemikian rupa untuk menarik emosi pembaca, seperti rasa takut, kecemasan atau kebanggaan, sehingga mendorong audiens untuk membagikan informasi tersebut tanpa menyaring nya terlebih dahulu.
Kondisi ini menimbulkan tantangan bagi kita di tengah masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat. Selain itu, sulitnya memverifikasi sumber berita di media online juga menambah potensi munculnya disinformasi yang sulit diluruskan. Efeknya, masyarakat bisa saja terpecah belah akibat propaganda yang tersebar di dunia maya, dan ini menjadi kekhawatiran kita bagi keutuhan sosial dan politik di tengah pemilu kada ini.
Lanjutnya La Ode menyarankan agar masyarakat lebih memilih dan memilah dalam mengonsumsi informasi dari media online. Melakukan pengecekan sumber berita menjadi hal utama, kemudian membaca dari berbagai perspektif, dan mengikuti kanal berita yang kredibel menjadi beberapa cara agar tidak mudah terjebak dalam arus propaganda politik. Di sisi lain, pemerintah dan platform media sosial diharapkan lebih aktif dalam memfilter konten yang dapat menimbulkan disinformasi dan menjaga agar media online tetap berfungsi sebagai sumber informasi yang kredibel dan terpercaya.(Haris Sabar)
Tinggalkan Balasan