Kamis, 21 November 2024

Mega Proyek Rehabilitasi dan Renovasi Sarpras Sekolah NTT Diduga Korupsi

Bangunan gedung sekolah SDI Biting,Kecamatan Lamba Leda Timur,Manggarai Timur-NTT yang masih dalam pengerjaan

Beni juga kerap tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan proyek. Selain itu, dalam setiap kali rapat internal PT. Unggul Sakoja melaui Zoom Meeting, Beni tidak pernah menjadi seorang pemimpin rapat. Dia hanya menjadi pendengar setia dalam setiap kali Zoom Meeting, karena semua rapat dipimpin langsung oleh Baba Yudi.

Tak sampai disitu, laporan progres pengerjaan di lapangan tidak pernah diketahui oleh Beni. Bahkan, semua urusan SPK (surat perjanjian kontrak) dengan beberapa Subkontraktor tidak pernah berhubungan langsung dengan Beni selaku Direktur. Semuanya diurus langsung oleh Baba Yudi.

“Ada beberapa sekolah yang pengerjaannya disubkonkan. Namun, perjanjian kontrak para subkon ini tidak pernah berhubungan langsung dengan saya. Semua mereka langsung dengan Baba Yudi,” ungkap Beni.

Dalam perjalanan, pelaksanaan proyek 32 Millyar lebih tersebut sempat bermasalah juga karena HOK (Harian Orang Kerja) tidak dibayar oleh Baba Yudi. Masalah tersebut mencuat ketika subkontraktor bernama Sipri melaporkan ke Dinas Nakretrans Kabupaten Manggarai Timur.

Persoalan tersebut juga belum ada titik temu karena pihak PT. Unggul Sokaja atau Baba Yudi belum melaksanakan surat perintah dari Dinas Nakretrans untuk membayar uang HOK tersebut.

Tak sampai disitu, pada Jumat 14 November 2024, Trennews.id melakukan investigasi ke SDI Biting, Kecamatan Lamba Leda Timur sebagai salah satu lokasi proyek yang anggarannya bersumber dari dana APBN.

Dalam temuan Trennews.id dilapangan terdapat beberapa item ekterior bangunan yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana tidak sesuai dengan instrumen RAB, seperti beton ring balk, beton kolom dan beton sloof. Sementara pada bagian fasilitas eksterior bangunan lain ada.

Selain itu, jarak antar kolom yang seharusnya 3 meter dengan Lebar dan tinggi 15/20 juga dikerjakan asal-asalan. Bahkan sebagiannya ada yang ditempel saja.

Selain itu, pengerjaan lapangan seharusnya menggunakan paving block tapi dalam pelaksanaan hanya di balut dengan campuran kasar. Begitu pula tembok penahan tanah tidak memasang pipa resapan air.

“Trima kasih atas perhatiannya. Begesting slot pengunci yang dimaksudkan itu bagaimana perihal ketebalan yang di maksud apa ? Perihal wc materialnya sudah ada, bukti toilet cuman biasa dan duduk ? Karena toilet semua ada yang duduk dan ada yang jongkok yang dipertanyakan apa ?,” ,jawab Baba Yudi saat di konfirmasi Trennews.id pada Jumat (15/11/2024).

Sementara Sahid selaku Subkontraktor proyek rehabilitasi dan renovasi SDI Biting juga sebagai Anggota Brimob saat diwawancara Trennews.id mengarahkan media untuk bertanya langsung ke Yudi dan Tedy.

“Mau wawancara apa lagi om. Apa yang ditemukan di biting ? Kalau mau wawancara dengan bos, kalau dengan saya tidak ada gunanya om,” ungkap Sahid, Kamis malam (14/11/2024) kemarin.

Sahid juga mengelak bahwa dirinya bukan sebagai Subkontraktor.

“Tidak ada subkon om. Saya tegaskan saya hanya mau fokus nyelesaikan semua item, untuk informasi lain silahkan om langsung ke ko Tedy atau Yudi. Kalau mau duduk ngobrol saya layani, kasih jalan kita tukar pikiran, jangan jebak saya yang aneh-aneh. Saya enak kalau orang buat enak. Tapi kalau orang ganggu mau sampai lobang mana mari,” tutup Sahid. (Lado)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini