Jumat, 22 November 2024

Mengenang H. Anas Tanjung Sang Pelopor Pramuka Al Washliyah

Anas Tanjung

Walaupun umurnya baru menjelang 3 tahun tetapi karena ia dilahirkan dan diasuh dalam masa dunia mabuk dengan peperangan sedikit banyaknya ia telah merasai bagaimana sakitnya hidup dalam keadaan perang yang serba susah dalam segala hal. Al Washliyah telah dapat berjuang menghadapi dunia pendidikan yang diberikan Belanda.

Hadirin dan hadirat yang mulia!

Al Washliyah telah mempunyai keyakinan dan tekad yang pasti, bahwa Anak-anak Islam berserta Pemuda-Pemudanya tidak akan sempurna pendidikannya akhlak dan perbuatannya kalau tidak dididik dan dilatih secara yang dikehendaki dan dimaui oleh agama kita.

Seterusnya kami mengetahui bagaimana aliran semangat dan pendidikan yang akan dimasukkan Jepang kejiwa anak-anak dan pemuda kita. Walaupun Kepanduan lain semuanya telah dibubarkan disebabkan putusan dari Pimpinannya masing-masing ataupun disebabkan suntikan-suntikan halus dari Jepang maupun atas kemauan sendiri.

Tetapi Al Washliyah yang berpedoman “Al Washliyah Hidup Zaman Berzaman” untuk berjuang terus dalam melaksanakan tujuan dan cita-citanya, yaitu menuntun dan mendidik anggota-anggotanya agar dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan Rasulnya memutuskan dengan keyakinan pertolongan Allah tetap pada orang-orang yang beriman kepadanya, bahwa Al Washliyah jalan terus sehingga datang satu kekuasaan yang menjadikan Al Washliyah tidak dapat lagi meneruskan perjuangannya.

Tuan-tuan dan Sudara-saudara yang terhormat. Pemimpin Pandu-pandu yang setia!

Baca Juga: Dakwah dan Politik

Teruslah mengayuhkan Al Washliyah sampai kepulau yang kita cita-cita. Kita tidak akan mengaso, kita tidak akan beristirahat, kita tidak akan mengadakan pose, tetapi kita akan berjuang terus dalam memperjuangkan hak-hak kita.

Perjuangan kita bukan bertambah mudah, bukan bertambah senang, tetapi perjuangan kita bertambah hebat dan bertambah berat. Dengan bertawakkal kepada Allah kami teruskan perjuangan Al Washliyah walaupun disamping itu kami harus selalu mendengar pemimpin dari Al Washliyah maupun Pandu-pandunya.

Kepanduan Al Washliyah sekarang bukan berubah perjuangannya dari zaman yang lampau. Kalau dulu ia Al Washliyah sekarang juga Al Washliyah. Dan kalau dulu tujuannya mendidik dan menuntun anak-anak dan pemuda-pemuda Islam menunaikan kewajiban terhadap agamanya, memang dan itulah kewajiban kita. Sebab itulah kita tidak perlu tukar-tukar haluan, tukar pedoman, tukar ini dan tukar itu, tetapi pimpinlah Pandu-pandu Anak Islam seluruhnya dimasa ini untuk terus menunaikan kewajibannya terhadap agamanya. Menerima kewajibannya untuk sama serta mempertahankan Negara Republik Indonesia selaras dengan kesanggupannya.

Seterusnya disini kami akan memperingatkan saudara-saudara seperti yang telah kami perbuat juga dalam segala pertemuan-pertemuan kita dimasa yang lampau yaitu, tetaplah kerjakan perintah Allah dan Rasulnya terutama sembahyang lima waktu dan janganlah saudara-saudara berpendapat karena kita sudah merdeka, merdeka pulalah kita dari mengerjakan yang diwajibkan kepada kita.

Akhirnya, kepada pandu-pandu Al Washliyah kami peringatkan teruslah berlatih menurut petunjuk yang diberikan pemimpinmu. Yakinlah walaupun kamu kecil kalau kamu bersatu tidak ada lurah yang tak dapat dilompati, tidak ada gunung yang tidak terdaki, tidak ada lautan yang tidak terseberangi, bahkan saya yakin kalau musuh akan datang juga kemari akan kita hadapi dan dapat kita sapuh bersih sebagai lidi-lidi yang terkumpul menjadi sapu dapat membersihkan halaman rumah kita dari segala najis dan kotoran.

Mudah-mudahan dengan tuntunan itu Kepanduan Al Washliyah dapat terus hidup sampai zaman berzaman, berbukti tuan-tuan, saudara-saudara sekarang dapat mempersaksikan sebagian kecil dari anggota-anggota Al Washliyah berbaris bersaf-saf dimuka kita bersama untuk turut meramaikan dan mengembirakan Kongres ke 5 disertai Perkemahan Pandu Al Washliyah yang pertama kali ini”. [H. Anas Tanjung].

Hampir satu abad lamanya pidato Perkemahan Pandu Al Washliyah ini disampaikan, namun isi dan makna terkandung pada butir-butir yang diucapkan masih sangat relevan dalam tuntunan kehidupan generasi Al Washliyah saat ini yang bergerak aktif dalam Pramuka Al Washliyah.

Semoga para tokoh penggerak Kepanduan Al Waslaiyah masa lalu, dapat menjadikan sumber insfiratif bagi generasi penerus Al Washliyah masa kini untuk meneruskan perjuangannya. Aamiin.
Nashrum minallahi wa fathun qariib wabasysyiril mukminin.

[Aswan Nasution]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini