Sudut Pandang Dibalik Dugaan Pengrusakan Backhoe yang Terjadi di Desa Sawo Mojokerto, Tiap Pihak Klaim Pernyataan
TRENNEWS|MOJOKERTO, – Gejolak perselisihan dugaan pengrusakan alat berat milik oknum pengusaha tambang CV. RF Bersaudara melawan oknum LSM yang mendampingi sejumlah warga di dusun Sawoan, desa Sawo, kecamatan Kutorejo, ternyata masih terus memanas dan penuh kontroversi.
Betapa tidak, perseteruan antara ke-dua belah pihak yang saling bertolak belakang tersebut, saat ini tengah ramai menjadi perbincangan publik dan menuai beragam perdebatan, sekaligus tanda tanya besar masyarakat di Bumi Wilwatikta.
Sampai-sampai, hal itu semakin berkembang usai ada pemberitaan yang ditulis oleh oknum wartawan inisial DJO, dan diterbitkan di media online JKJ pada Senin (07/10/2024), berjudul ‘Puluhan Wartawan Yang Menulis Berita Palsu/Hoax Harus Minta Maaf Ke Warga Dusun Sawohan Desa Sawo Kec. Kutorejo Kabupaten Mojokerto’.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi dugaan pengrusakan terhadap sebuah excavator yang terjadi di lahan persawahan pada Jum’at siang (13/09/2024) lalu, akhirnya resmi dilaporkan H. Khoirul Anwar ke Mapolres Mojokerto pada Senin (30/09/2024) malam.
Selaku pemilik lahan, dirinya bersama Hadi Purwanto, S.T., S.H., melaporkan terduga pelaku sebanyak 30 orang yang dijerat dengan Pasal 170 KUHP Jo. Pasal 55 dan/atau Pasal 56 KUHP. Karenanya, Hadi sapaan akrab direktur eksekutif LBH Djawa Dwipa ini sudah menyiapkan tim kuasa hukum yang nantinya dipimpin langsung oleh Advokat senior bernama Eko Putro Sodiq, S.H.
“Kami menyayangkan tindakan anarkis para pihak terlapor yang telah melakukan penyerangan dengan kekerasan kepada operator dan excavator secara membabi buta. Indonesia adalah negara hukum. Tindakan para pihak terlapor tidak bisa dimaafkan lagi,” ungkap Hadi. Selasa (01/10/2024).
Bahkan, pria 47 tahun yang mempunyai alamat kantor di jalan Banjarsari, nomor 59, desa Kedunglengkong, kecamatan Dlanggu itu, ingin mempertegas fakta dengan mendatangkan kesaksian korban dugaan pencekikan dan pengrusakan excavator secara langsung melalui konferensi pers bersama awak media pada Selasa (08/10/2024) sore.
“Kejadiannya Jum’at, (13/09/2024), sedang bekerja membersihkan rumput. Pertama ada 2 orang berkaos merah dan putih melempar batu, berteriak dibakar dan dibunuh. Saya giring ke timur, lalu dikejar orang banyak dengan melempari backhoe pakai batu dan bata. Saya disuruh berhenti, kemudian dicekik banyak orang di atas backhoe,” kata operator backhoe bernama Muhamad Aris.
Sehingga menurut Aris, tubuhnya jadi terangkat naik ke atas hampir setengah Meter dari kursi backhoe selama ±5 menit. Dalam peristiwa dugaan pengrusakan tersebut, ia pun mengaku melihat bahwasanya aksi massa yang bergerak itu selain laki-laki dewasa juga terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Ditempat yang sama, pembantu operator backhoe, Ifan Susanto, juga turut meyakinkan kesaksiannya jika insiden dugaan pencekikan dan pelemparan batu tersebut memang nyata terjadi di lokasi kegiatan saat timnya melakukan penataan dan perbaikan jalan. Bahkan, dirinya mengaku siap dan berani bertanggung jawab di depan hukum atas kesaksiannya.
Hal ini dikuatkan lagi dengan keterangan Akhiyat, selaku kordinator lapangan. Pihaknya menyaksikan, jika ada oknum warga yang telah melempar batu. “Jelas ada pelemparan. Kelihatan benar nyata kalau batu yang dilemparkan,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan