Tanah Puluhan Hektare Diserobot PT Merbau, Warga Tetesingi Minta Tolong ke Presiden Prabowo
KONSEL, TRENNEWS.ID – Puluhan warga Desa Tetesinggi, Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mengeluhkan dugaan penyerobotan lahan yang dilakukan oleh PT Merbau, sebuah perusahaan sawit yang beroperasi di wilayah itu.
Masyarakat yang terkena dampak merasa tanah mereka telah diambil alih tanpa sepengetahuan mereka dan kini mereka meminta bantuan langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menyelesaikan masalah ini.
Ashabul Akram, yang mewakili masyarakat Tetesinggi, mengungkapkan rasa frustasinya dan mengharapkan agar Presiden Prabowo turun tangan. “Tolong pak Prabowo, hari ini kami melihat bagaimana lahan kami diserobot begitu saja oleh perusahaan sawit, yaitu PT. Merbau,” ujarnya dengan penuh harapan.
Dia menambahkan bahwa tanah mereka diambil tanpa izin atau pemberitahuan terlebih dahulu. “Sudah jelas, tanah kami diserobot dan digusur, kami sama sekali tidak tahu apa-apa,” kata Ashabul, Rabu (25/12/2024).
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa perusahaan tidak hanya menguasai tanah mereka secara paksa, tetapi juga menggunakan intimidasi dengan melibatkan pihak penegak hukum untuk menekan masyarakat.
Meskipun merasa tertekan dan tidak bisa melawan, masyarakat Tetesinggi mengaku hanya bisa pasrah. “Kami hanya pasrah karena melihat situasi ini. Kami tidak bisa melawan,” ungkap Ashabul, yang mewakili keputusasaan warga.
Masyarakat sebenarnya mendukung investasi dan perkembangan ekonomi, tetapi mereka merasa tertindas jika proses tersebut mengabaikan hak-hak mereka sebagai pemilik tanah. “Kami mendukung investasi dan pengembangan ekonomi, tapi jika seperti ini caranya, kami sebagai masyarakat akan terus tertindas dan semakin miskin,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ibu Ina, salah seorang warga, juga mengungkapkan keluhan yang serupa. Ia melaporkan bahwa tanahnya telah digusur secara sembunyi-sembunyi oleh PT Merbau saat pemilik tanah tidak berada di lokasi. “Mereka itu menggusur dengan sembunyi-sembunyi di saat kami tidak ada. Mereka masuk seperti orang merampas tanah,” kata Ibu Ina.
Tinggalkan Balasan