Senin, 30 Juni 2025

Wajah Ganda Negeri: Ketika Guru Menyimpang dan Warga Dikirim Diam-diam

Editorial TrenNews.id | Edisi Pekan Ini

Dalam sepekan terakhir, dua peristiwa mencuat menjadi sorotan publik dan menggugah nurani seorang guru ditangkap karena menjadi kurir narkoba di Baubau, serta sepuluh calon pekerja migran ilegal berhasil dicegat sebelum dikirim ke luar negeri dari Manggarai. Dua peristiwa ini, meski terpisah secara geografis, sesungguhnya memperlihatkan kerapuhan sosial yang sedang menggerogoti sendi bangsa dari dunia pendidikan hingga sistem perlindungan tenaga kerja.

Di Baubau, seorang guru yang sejatinya menjadi lentera dalam kegelapan ternyata justru menjadi bagian dari kegelapan itu sendiri. Ia tak sekadar pengguna, tetapi diduga aktif sebagai pengedar narkoba. Masyarakat pun terperangah bagaimana mungkin seorang pengajar terlibat dalam jejaring perusak masa depan anak bangsa? Pertanyaan ini menjadi penting, sebab kasus ini tidak hanya tentang satu individu, melainkan tentang lemahnya pengawasan, pudarnya nilai, dan tereduksinya integritas dalam profesi yang sakral.

Sementara itu, di Manggarai, sepuluh warga hendak dikirim secara ilegal sebagai pekerja migran. Mereka nyaris menjadi korban praktik perdagangan manusia yang dibungkus janji manis pekerjaan di luar negeri. Mereka bukan kriminal, tetapi korban dari sistem yang tak hadir melindungi. Ketika jalur legal terlalu berliku, jalur ilegal tampak sebagai satu-satunya harapan.

Kedua peristiwa ini mencerminkan wajah ganda negeri ini. Di satu sisi, kita memiliki sistem yang mengidealkan pendidikan dan perlindungan tenaga kerja. Namun di sisi lain, praktik di lapangan menunjukkan sebaliknya pengkhianatan terhadap amanah publik dan kelengahan negara dalam melindungi warganya yang paling rentan.

Negeri ini memerlukan lebih dari sekadar penindakan. Diperlukan penyembuhan sosial yang menyentuh akar membenahi moral dan integritas profesi, menyederhanakan akses legal bagi pekerja migran, serta memperkuat sistem pengawasan internal. Guru bukan hanya pengajar, tapi panutan. Warga desa bukan hanya statistik migrasi, tapi jiwa-jiwa yang berharap.

Pemerintah daerah, aparat penegak hukum, hingga institusi pendidikan dan ketenagakerjaan harus segera membaca ulang isyarat krisis ini. Jangan tunggu gelombang lebih besar datang baru menyesal.

Karena jika nurani sudah tumpul dan sistem terus longgar, maka kita semua hanya menunggu giliran menjadi korban atau pelaku dalam negeri yang abai.

TrenNews.id
Redaksi & Opini Publik
www.trennews.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini