Al Washliyah DKI Jakarta dan BPKH Gelar Dialog Interaktif Investasi dan Optimalisasi Dana Haji
JAKARTA, TRENNEWS.ID – PW Al Washliyah DKI Jakarta dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bermitra untuk membina komunikasi dengan masyarakat terkait pengelolaan investasi dan optimalisasi dana haji.
“Kolaborasi ini berupa dialog interaktif dengan komunitas Al Washliyah DKI Jakarta tentang pengelolaan keuangan haji,” ujar Hendra Gunawan Thaher, Ketua PW Al Washliyah DKI, kepada Trennews.id Jakarta pada Jumat, 20 Desember 2024.
Hendra Thaher menegaskan, dialog interaktif ini merupakan kali pertama BPKH mempercayakan inisiatif seperti itu kepada PW Al Washliyah DKI Jakarta, dengan harapan kedepannya akan semakin meluasnya kerjasama di berbagai bidang. ladang.
Sementara itu, KH. Anas Abdul Jalil, mewakili Ketua Umum PB Al Washliyah, KH. Masyhuril Khamis menyampaikan terima kasih kepada BPKH yang telah bermitra dengan Al Washliyah.
“Kami berharap acara ini dapat meningkatkan pelayanan haji ke depan dan meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan haji sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat,” kata KH. Anas Abdul Jalil.
Dialog interaktif menghadirkan tiga pembicara yaitu Ahmad Zaki, Sekretaris BPKH, KH. Julian Lukman, Ketua Pengurus Antar Lembaga PB Al Washliyah, dan Ustadz Zulham Efendi, Wakil Ketua PW Al Washliyah DKI Jakarta. Acara tersebut dimoderatori oleh Rizky Herdianto, Sekretaris PW Al Washliyah DKI Jakarta.
Ahmad Zaki dalam pemaparannya menghimbau kepada anggota Al Washliyah dan keluarganya untuk segera mendaftar haji.
“Lewat sini , anda akan terdaftar niat menunaikan haji, padahal kita tahu masa tunggunya saat ini 25 tahun,” kata Ahmad Zaki.
”Kami jamin dana titipan kepada kami akan aman, sebagaimana kami akan mengoptimalkannya melalui investasi pada terpercaya institusi dan perusahaan, memastikan Anda menerima pengembalian dari investasi ini setiap tahunnya,” tambahnya.
KH. Julian Lukman menjelaskan pentingnya segera mendaftar haji, karena ini adalah rukun Islam yang kelima, dan setiap umat Islam wajib menunaikan haji jika mampu.
“Haji juga meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dan memberikan kesempatan ampunan dari Allah SWT. Allah SWT,” kata KH. Julian.
Ia juga menyatakan bahwa haji mempererat persatuan umat Islam, dan menjadi ajang latihan kesabaran dan keikhlasan, serta investasi akhirat.
“Oleh karena itu, haji diutamakan Demi Allah bagi yang mampu secara fisik, mampu secara finansial, dan dapat melakukan perjalanan dengan aman,” tegas KH. Julian Lukman.
Sementara Zulham Efendi memandang haji dari dua sudut pandang. Pertama, perspektif spiritual, dimana setiap umat Islam bercita-cita menunaikan ibadah haji sebagai tanda ketaatan kepada Allah dan pemenuhan rukun Islam yang kelima. Kedua, dari segi finansial, yaitu melibatkan upaya dan dana yang cukup besar yang diperlukan untuk mendaftar dan menunaikan ibadah haji, dengan waktu tunggu yang lama dan komitmen finansial yang diperlukan.
“Keberadaan BPKH yang telah beroperasi selama tujuh tahun tahun, dinilai mampu menjawab pertanyaan yang sudah lama ada mengenai di mana dana calon jemaah haji disimpan, yang jumlahnya mencapai ratusan triliun rupiah. Pembentukan BPKH pada tahun 2017 merupakan langkah strategis dalam pengelolaan keuangan haji efektif,” kata Zulham.
Ia berharap BPKH terus berinovasi dan berkembang dalam mengelola dana haji secara transparan, akuntabilitas, imbal hasil yang optimal, dan tidak ada moral hazard.
”Semua lembaga, termasuk ormas Islam, harus terus dukung BPKH agar kinerja dan produktivitasnya semakin meningkat sehingga membuahkan hasil yang optimal. Sinergi antara BPKH dan ormas Islam juga harus ditingkatkan untuk memastikan maksud dan tujuan BPKH tercapai,” pungkas Zulham Efendi. (Hendra)
Tinggalkan Balasan