Kejari Manggarai Temukan Sejumlah Indikasi Korupsi Proyek Prasarana Sekolah NTT Dengan Anggaran 32 Milyar Lebih
Tentu ini bisa berdampak pada retaknya sebuah dinding ketika ada pergeseran tanah dan gempa bumi.Bahkan,dinding tembok bisa roboh karena tidak ada balok beton pengunci untuk menahan beban.
Tak hanya itu,item pekerjaan lain juga dikerjakan tidak sesuai RAB, seperti lantai lapangan upacara yang seharusnya menggunakan paving blok, namun mereka hanya menggunakan coran kasar dengan membuat kotak-kotak pada lantai.
Begitu juga pintu ruangan yang seharusnya menggunakan bahan dari kayu,namun ada beberapa pintu ruangan menggunakan bahan tripleks saja.
Selain itu, plafon juga yang seharusnya baik interior maupun eksterior harus menggunakan gypsum sesuai instrumen RAB. Namun, dibagian ekteriornya pelaksana hanya menggunakan tripleks biasa.
Salah satu pekerja bernama Martinus Parus saat dikonfirmasi Trennews.jd menjelaskan bahwa dirinya hanya pekerja.
“Dari awal saya diinformasikan bahwa ada pekerjaan lapangan yang menggunakan paving blok. Saya dikasih tau oleh subkontraktor bernama Adi Nenga. Namun, waktu itu saya menolak karena saya tidak tau kerja pasang paving blok,” ujar Martinus,Senin pagi (18/11/2024) di lokasi sekolah SDI Bangka Weru.
Tak hanya itu, kata Martinus, bahwa dalam perjalan dirinya diinformasikan lagi oleh Adi Nenga bahwa pekerjaan lapangan tidak perlu menggunakan paving blok. Cukup dengan coran dan membuat kotak saja.
“Saya diinfokan lagi oleh Adi Nenga selaku subkontraktor bahwa tidak pake paving blok.Kerja saja pake coran biasa asalkan buat kotak dia”,terang Martinus lagi.
Sementara Adi Nenga selaku subkontraktor membantah bahwa dirinya hanya sebagai pelaksana bukan pemilik proyek.
“Saya ini hanya pelaksana bukan pemilik proyek,pak.Silahkan langsung ke Baba Yudi atau ke tim leader kami pak moses”,terang Adi Nenga melalui sambungan telfon.
Sementara moses, sudah beberapa kali ditelfon dan di wa belum merespon walaupun sudah membaca pesan whatsapp. (Lado)
Tinggalkan Balasan