Krisis Air Minum di Langke Rembong: Tanggapan Dirut Perumda Tirta Komodo, Marsel Sudirman
Manggarai, TrenNews.id – Direktur Utama Perumda Tirta Komodo Ruteng, Marsel Sudirman, memberikan tanggapan terkait aksi dan audiensi yang difasilitasi oleh Sekda Manggarai, Fansi Jahang, terkait keluhan Lembaga Peneliti dan Pengkaji Demontrasi Manggarai (LPPDM). Aksi ini menyoroti dua isu utama, kurangnya pasokan air minum bersih dan tingginya biaya bulanan yang tetap diterapkan meski pasokan air terbatas.
Marsel Sudirman menjelaskan bahwa penyebab utama penurunan pasokan air di wilayah Kecamatan Langke Rembong adalah berkurangnya debit air dari beberapa sumber yang digunakan oleh Perumda Tirta Komodo. Hal ini diketahui berdasarkan pengukuran rutin yang dilakukan dua kali dalam setahun – pada musim kemarau panjang dan musim hujan.
“Sesuai SOP, pengukuran debit air dilakukan minimal dua kali dalam setahun. Ini dilakukan pada saat musim kemarau panjang dan musim hujan untuk mengetahui kondisi sebenarnya,” ujar Marsel.
Salah satu contoh sumber air yang mengalami penurunan debit adalah Wae Reget di Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong. Pada Februari 2022, debit air Wae Reget tercatat 8 liter/detik. Namun, pada bulan Agustus 2022, yang merupakan musim kemarau panjang, debit airnya turun menjadi 7 liter/detik. Pengukuran berikutnya pada Mei 2023 menunjukkan penurunan lebih lanjut menjadi 6,8 liter/detik, dan pada November 2023, turun lagi menjadi 4,98 liter/detik. Meski begitu, pada April 2024, debit air kembali meningkat menjadi 6,74 liter/detik.
Menanggapi keluhan tentang tingginya beban biaya bulanan bagi pelanggan, Marsel menjelaskan bahwa biaya yang dibayarkan pelanggan dihitung berdasarkan meteran yang terpasang di masing-masing rumah. Meteran tersebut tercatat dan didokumentasikan oleh petugas lapangan, bukan oleh pihak perusahaan.
Marsel juga menanggapi penggunaan istilah “krisis air minum bersih” yang diungkapkan oleh LPPDM. Menurutnya, krisis air hanya terjadi jika tidak ada pasokan air sama sekali. Saat ini, Perumda Tirta Komodo hanya melakukan pengaturan jadwal penyaluran air untuk menyesuaikan dengan ketersediaan yang ada.
Meski ada penurunan debit air, Marsel memastikan bahwa pihaknya terus berupaya untuk mengatasi masalah ini. Salah satu langkah yang diambil adalah penanaman pohon di sekitar sumber air, yang diyakini dapat membantu memulihkan kondisi lingkungan. Selain itu, Perumda Tirta Komodo juga tengah mencari sumber air baru tidak hanya di Kecamatan Langke Rembong, tetapi juga di berbagai wilayah Kabupaten Manggarai.
Dalam menghadapi masalah ini, Perumda Tirta Komodo mengimbau masyarakat untuk menyediakan wadah atau penampung air di rumah masing-masing, sebagai antisipasi terhadap fluktuasi pasokan air yang terjadi.
Krisis pasokan air bersih di Langke Rembong menjadi masalah serius yang perlu penanganan. Namun, dengan adanya langkah-langkah teknis dari Perumda Tirta Komodo dan upaya bersama masyarakat, diharapkan solusi yang lebih baik akan tercapai. Marsel Sudirman menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk memastikan kebutuhan air minum masyarakat dapat tercukupi secara berkelanjutan.
Pewarta : Kordianus Lado
Editor : Andi
Tinggalkan Balasan