Nelayan Keluhkan Sulitnya Solar Subsidi, Diduga Ada Mafia BBM di SPBUN Gongger
Manggarai Timur, Trennews.id – Masyarakat di wilayah Desa Satar Punda Barat, Desa Satar Punda, Desa Satar Kampas, dan Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Utara,Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur(NTT) mengeluh sulitnya mendapatkan solar bersubsidi.
Ironisnya, keluhan ini mencuat saat SPBUN 58.865.02 eksis di Gongger, Desa Satar Punda Barat yang mestinya menjadi angin segar untuk para nelayan setempat akan kebutugan solar subsidi.
SPBUN ini didirikan untuk memastikan para nelayan tidak kesulitan mendapatkan bahan bakar saat hendak melaut. Namun, realitas di lapangan berbeda.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media, muncul dugaan praktik penyelewengan distribusi solar bersubsidi, yang disebut-sebut melibatkan “mafia BBM”.
Warga setempat mengungkapkan, truk pick-up sering terlihat keluar-masuk SPBUN dengan membawa jeriken-jeriken penuh solar. Sementara itu, ketika nelayan mencoba membeli solar, petugas kerap mengatakan bahwa stok telah habis.
Dugaan ini semakin kuat sejak SPBUN dikelola oleh Aipda Jefri G. Loudoe, anggota Polres Manggarai Timur, setahun terakhir. Menurut sejumlah sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, solar bersubsidi diduga dijual ke perusahaan besar di sekitar Reo dan kepada pembeli di Labuan Bajo melalui jalur laut.
“Kami sebenarnya sudah lama mencurigai praktik ini, tetapi takut untuk melapor karena SPBUN dikelola oleh seorang anggota polisi,” ujar salah seorang warga melansir Okebajo.Com.
Warga berharap Kapolda NTT turun tangan mengusut dugaan “mafia BBM” di SPBUN Gongger.
“Kami ingin citra kepolisian tetap terjaga. Jika memang ada penyimpangan, kami minta hukum ditegakkan agar nelayan kembali mendapat akses solar dengan mudah,” harap warga tersebut.
Berita media ini sebelumnya bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBUN) 58.865.02 tersebut saat ini pengelolaanya diambil alih oleh salah satu anggota Polres Manggarai Timur.
Sosok yang kini bertanggung jawab atas pengelolaan SPBUN tersebut adalah Aipda Djefry G. Loudoe, yang akrab disapa Jefry. Sebelumnya, SPBUN ini dikelola oleh Florentina Tince Kumpul, namun kini telah diserahkan kepada Aipda Djefry, dengan persetujuan seluruh pengurus terkait.
Aipda Djefry membenarkan bahwa dirinya telah mengelola SPBUN tersebut sejak tahun lalu.
“Saya yang kelola SPBUN sekarang, sejak tahun lalu. Koperasi sudah menyerahkan pengelolaannya kepada saya,” ujarnya singkat Jumat, 17 Januari 2025.
Tinggalkan Balasan