Nur Rahman Umar Mampu Membuktikan Keberhasilan Program Revitalisasi Kakao di Kolaka Utara
LASUSUA, TRENNEWS.ID – Biji kakao asal Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, berkualitas prima dan menembus pasar ekspor. Hal ini yang pernah disampaikan Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara, Komjen. Pol. (purn) Dr. (H.C.) Andap Budhi Ravianto, S.I.K.,M.H., saat melepas pengiriman 17.10 ton biji kakao kering fermentasi ke Tiongkok diawal tahun 2024 lalu.
“Ini membuktikan bahwa produksi biji kakao di Kolaka Utara berkualitas prima, dan tentu ini tidak terlepas dari peran Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara yang menjadikan kakao sebagai komoditi unggulan,” ucap Andap Budhi Ravianto kala itu.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Ismail Mustafa, ST mengatakan, adanya peningkatan produksi kakao di Kolaka Utara ini tidak lepas dari peran Bupati Kolaka Utara priode 2017-2022, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH yang saat itu menjadikan kakao sebagai komoditi unggulan di Kolaka Utara, yang dikenal revitalisasi kakao.
“Saat itu banyak tantangan, namun Bupati kita saat itu (Nur Rahman Umar) sangat optimis untuk mengembalikan kejayaan kakao di Kolaka Utara. Padahal saat itu kita ketahui bersama bahwa di beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara mengganti tanaman kakao dengan tanaman lain seperti sawit karena menganggap bisnis kakao kurang menjanjikan saat itu,” ujar Ismail.
Senada dengan yang disampaikan mantan Kadis Perkebunan dan Peternakan Kolaka Utara, Ketua Perhimpunan Masyarakat Kakao Kolaka Utara (PMKKU) Kolaka Utara, Ismail Muhammadong mengatakan program revitalisasi kakao telah berhasil mencapai berbagai target utama, termasuk peningkatan produksi, pendapatan, dan harga. Melalui meremajakan tanaman, menyediakan bibit unggul, dan menjamin harga kompetitif. ‘Program ini telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap sektor kakao dan kesejahteraan petani,” katanya.
Adapun Tahapan Program Revitalisasi Kakao yang di programkan Bupati Kolaka Utara, priode 2017-2022, Drs. Nur Rahman Umar, MH, menurut penjelasan Ismail Muhammadong sebagai berikut:
1. Meremajakan Tanaman Kakao Tua yang Tidak Produktif
Program ini berhasil memperkenalkan teknik meremajakan tanaman kakao tua yang sebelumnya tidak produktif menjadi produktif. Dengan meremajakan tanaman, produktivitas tanaman kakao dapat ditingkatkan, yang berkontribusi pada keberhasilan keseluruhan program.
2. Memberikan Akses Bibit Unggul kepada Masyarakat
Program ini telah berhasil menyediakan bibit unggul kepada petani kakao. Akses bibit berkualitas tinggi memungkinkan petani untuk menanam tanaman yang lebih produktif dan tahan terhadap penyakit.
3. Meningkatkan Produksi Kakao
Sebelumnya, produksi kakao berada di angka 400 kg/ha/tahun. Dengan implementasi program, produksi kakao berhasil meningkat signifikan menjadi 900 – 1.200 kg/ha/tahun, menunjukkan perbaikan yang substansial dalam hasil panen.
4. Menjamin Akses Harga yang Kompetitif
Program ini telah melakukan kolaborasi dengan industri kakao untuk menjamin akses harga yang kompetitif bagi para petani. Dengan adanya kerjasama ini, petani mendapatkan keuntungan yang lebih adil dari hasil panen mereka.
5. Meningkatkan Sumber Pendapatan Petani
Pendapatan petani kakao yang sebelumnya berada di kisaran 30 juta/ha/tahun berhasil ditingkatkan menjadi minimal 70-100 juta/ha/tahun. Kenaikan ini sangat signifikan dan memberikan dampak positif pada kesejahteraan petani.
6. Kepastian Harga yang Lebih Baik
Harga kakao telah mengalami lonjakan dari sebelumnya 30 ribu/kg menjadi 120 ribu/kg saat ini. Peningkatan harga ini memberikan kepastian dan keuntungan lebih bagi petani kakao.
7. Harga Kakao Tertinggi Tahun Ini
Pada tahun ini, harga kakao mencapai angka tertinggi sebesar 180 ribu/kg. Harga tertinggi ini menunjukkan bahwa pasar kakao sedang dalam kondisi yang baik dan menguntungkan bagi petani. (Red)
Tinggalkan Balasan