Sejarah Al Washliyah Tidak Pernah Berkhianat Kepada Republik Indonesia
AL WASHLIYAH mempunyai dasar dan tujuan untuk melaksanakan syariat dan ajaran Islam bagi kehidupan orang-orang dan masyarakat. Dasar dan tujuan itu kian mendapatkan wadah yang kian terang di dalam negara RI, karena dasar negara kita adalah ke Tuhanan Yang Maha Esa, yang didalam Islam disebutkanTauhid.
Dasar itu demikian kuatnya, sehingga itulah sebabnya ketika diawal Proklamasi PB. AL WASHLIYAH menyatakan kepada Pemerintah Pusat di Jakarta dan kepada Gubenur Sumatera Mr. T. Hassan di Medan, dan kawatnya tanggal 9 Septemberb1945 yang berbunyi: “Al Jam’iyatul Washliyah turut mempertahankan Republik Indonesia”.
Fatwa Ulama Al Washliyah
Di dalam bulan Nopember 1945 Majalah “Medan Islam” suara resmi PB. Al Washliyah menerbitkan nomor istimewa “Tuntunan Perang Sabil” yang disusun oleh Allahu Yarham H.M. Arsyad Thalib Lubis: “Al Washliyah senantiasa hidup semati dengan Republik Indonesia [RI], tidak pernah berkhianat, dimana waktu kapanpun terhadap Negara RI yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah telah mencatat bahwa Al Washliyah tidaklah hanya sekedar mengucapkan turut mempertahankan RI saja, tetapi diapun bangkit bersama, pemuda-pemudanya memasuki badan-badan perjuangan seperti TKR, Hizbullah, Sabilillah, Tentara Pelajar, Muslimat, Palang Merah, Barisan Dapur Umum, berjuang di bidang fisik”.
Selanjutnya Para Ulama Al Washliyah telah mengeluarkan Fatwa yang cukup menggencarkan pasukan pendudukan Inggris-Belanda-Nica ketika itu. Fatwa tersebut berbunyi: “Orang Islam yang mati dalam pertempuran melawan orang Belanda dan pembantu-pembantunya itu [sekutu], dan matinya disebabkan oleh pertempuran itu dengan niat hendak menegakkan Islam, dihukumkan mati syahid”. [H. Bahrum Jamil, SH, Ma’had Mualimin Al Wahsliyah, Medan,1991, hlm: 329]
Al Jam’iyatul Washliyah Menyambut Kemerdekaan RI
Dimana ketika Al Jam’iyatul Washliyah menyambut kemerdekaan Indonesia: “Berita Kemerdekaan Indonesia, barulah pada bulan September 1945 tersebar luas di kota Medan dan sekitarnya. Berbagai-bagai sambutan penduduk menerima berita ini, ada yang tidak percaya dan ada pula yang bimbang.
Bagi Al Jam’iyatul Washliyah berita Kemerdekaan ini disambut dengan keyakinan yang penuh serta perasaan syukur dan penuh tnggung jawab. Terbukti, baru saja berita ini diketahui dengan pasti kebenarannya, maka pada tanggal 9 Oktober 1945 oleh PB. Al Jam’iyatul Washliyah lantas mengirim kawat kepada Ir. Sukarno Presiden Republik Indonesia di Jakarta dan Mr. Tk. Mohd. Hassan Gubernur Sumatera di Medan.
Al Jam’iyatul Washliyah Turut Mempertahankan Republik Indonesia
Tinggalkan Balasan