Rabu, 5 Februari 2025

8 Kata Kunci Memahami Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Aswan Nasution

“Maha suci Allah, yang telah memperjalanankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [QS. Al Isra’ (17): 1].

AYAT diatas merupakan rujukan utama dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Sebagai bukti perjalanan menembus dimensi waktu dan tempat dalam rangka mengambil langsung perintah shalat dari Allah SWT, tanpa melalui malaikat.

Ayat ini juga menceritakan perjalanan malam itu dengan sangat komprehensip. Sehingga dengan berpatokan pada ayat tersebut kita bisa memperoleh pemahaman yang sangat memadai tentang kejadian tersebut.

Setidak-tidaknya, ada 8 kata kunci di dalam ayat tersebut yang bisa menuntun pemahaman kita tentang perjalanan malam Rasulullah SAW, yaitu:

Pertama, SUBHANALLADZI [Maha Suci Allah].
Firman Allah ini diawali dengan kata Subhanalladzi- Maha Suci Allah yang. Kata pembuka ini, memiliki makna yang sangat mendalam untuk memulai pemahaman kita, dimana kita bisa menangkap suatu kesan bahwa Allah ingin memberikan penegasan bahwa perjalanan Rasulullah SAW ini bukanlah perjalanan biasa. Melainkan sebuah perjalanan luar biasa.

Kedua, ASRA [Memperjalankan]
Kata kunci yang kedua adalah kata asra ‘memperjalankan’. Kata ini memberikan makna yang penting buat kita dalam memahami peristiwa tersebut. Bahwa ternyata perjalanan luar biasa itu memang bukan kehendak Rasulullah sendiri, melainkan kehendak Allah SWT.

Ketiga, ‘ABDIHI [HambaNya]
Kata kunci ketiga adalah bi’abdihi, kata ‘abdi menggambarkan bahwa Rasulullah SAW diperjalankan sebagai manusia seutuhnya. Artinya, jiwa dan raganya. Karena kata hamba memang menunjuk kepada totalitas diri seorang manusia.

Penggunaan kata ‘abdihi ini seringkali digunakan untuk menepis anggapan bahwa Rasulullah SAW melakukan perjalanan itu tidak bersama badannya. Hanya ruh atau penglihatan saja. Para ahli tafsir sepakat bahwa dengan menggunakan kata ‘abdi, maka Allah memberikan isyarat bahwa perjalanan itu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai manusia seutuhnya, jiwa dan badannya.

Keempat, LAILA [Malam Hari]
“Kenapa perjalanan luar biasa itu dilakukan pada malam hari?. Karena malam memiliki arti yang penting dalam melakukan komunikasi dengan Allah. Karena malam hari memiliki arti yang penting dalam melakukan komunikasi dengan Allah. Coba lihat Allah memerintahkan kepada kita untuk melakukan shalat malam yang bernilai sangat tinggi, yaitu shalat tahajjud. Kenapa demikian? Salah satunya, karena pada malam hari jiwa kita bisa menjadi kebih fokus dan khusyu’

Kelima, MINAL MASJIDIL HARAM ILAL MASJIDIL AQSHA. [Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha]
Kata kunci kelima adalah dari masjidil haram ke masjidil Aqsha. Masjid mengandung energi positif yang sangat besar maka perubahan badan Nabi Muhammad dari materi menjadi energi cahaya menjadi lebih mudah.

Maka setelah badan Nabi berubah menjadi cahaya, malaikat Jibril memandu perjalanan itu dari masjid al Haram menuju masjid al Aqsha. Dan bukan saja hanya sampai di Palestina, malaikat Jibril pun tetap memandu Rasulullah SAW sampai ke langit ke tujuh.

Keenam, ALLADZI BARAKNA HAULAHU, [Kami berkahi sekelilingnya]
Kata kunci keenam ini, menggambarkan betapa Allah terus mengendalikan proses perjalanan tersebut. Allah mengatakan bahwa Dia telah memberkahi sekelilingnya, supaya tidak muncul kendala yang berarti.

Ketujuh, LINURIYAHU MIN AYATINA, [Diperlihatkan Tanda-TandaNya]

Sebagian ulama mengemukakan pendapat bahwa perjalanan teresbut bermaksud untuk memantapkan hati Rasulullah SAW setelah beliau mengalami tekanan bertubi-tubi dalam perjuangan menyebarkan agama Islam.

Dalam perjalanan itu Rasulullah SAW lantas menyaksikan pemandangan-pemandangan yang tidak pernah beliau saksikan. Terutama ketika melintasi dimensi-dimensi langit yang lebih tinggi, pada saat Isra’ Mi’raj ke langit ke tujuh.

Kedelapan, INNAHU HUWASSAMII’UL BASHIR [Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat]
Dalam kata kunci yang terakhir adalah. Ini adalah kalimat penegas terhadap informasi kalimat sebelumnya.

Dengan adanya kalimat ini, seakan-akan Allah ingin memberikan jaminan kepada kita bahwa apa yang telah Dia ceritakan dalam ayat ini adalah benar. Kenapa? Karena berita ini datang dari Allah, Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Maka tak perlu ada keraguan tentang kisah Isra’ dan Mi’raj ini.

Demikianlah, seluruh perjalanan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Palestina telah diceritakan Allah SWT dalam ayat pertama surah Al-Isra’ secara komprehensif. Wallahu a’lam bishshawab.

Referensi:
Terpesona di Sidratul Muntaha, 2006, dan sumber lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini