Evaluasi Proyek Infrastruktur Bontang 2024: Kendala dan Sorotan
Sementara itu, tugu batas wilayah antara Bontang dan Kutai Timur terhenti di tengah jalan. Pemilik lahan keberatan sehingga progres proyek senilai Rp839 juta ini hanya mencapai 40 persen sebelum dihentikan.
Pembangunan ruang kelas baru di SDN 002 Bontang Barat juga belum selesai. Proyek senilai Rp6,4 miliar ini baru mencapai 92 persen pada akhir 2024, dengan perpanjangan waktu pengerjaan hingga 50 hari.
Proyek pembangunan turap di Kelurahan Gunung Telihan juga belum sepenuhnya rampung. Beberapa bagian turap masih terbuka, meski dana berasal dari bantuan keuangan Kaltim dan kegiatan TNI.
Rangkaian persoalan dalam proyek infrastruktur Bontang selama 2024 menegaskan perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah. Mulai dari perencanaan, eksekusi, hingga evaluasi proyek, setiap tahapan harus dilakukan dengan transparan dan akuntabel.
Ke depannya, pemerintah diharapkan lebih selektif dalam memilih mitra kerja dan menyiapkan strategi mitigasi risiko yang lebih baik. Infrastruktur adalah investasi jangka panjang yang berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat, sehingga mutu pengerjaan dan efisiensi waktu harus menjadi prioritas utama.
Pewarta : Arman
Editor : Annisa
Tinggalkan Balasan