Minggu, 22 Desember 2024

Farmasi RSUD Ruteng Bermasalah, Warga Dipaksa Tebus Obat Di Apotek Tertentu

Gedung RSUD dr. Ben Mboy Ruteng

RUTENG, TRENNEWS.ID – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Ben Mboy Ruteng diduga memaksa semua pasien rujukan BPJS untuk menebus obat di Apotek tertentu.

Praktik ini sudah berjalan lama karena ketersediaan obat di apotek RSUD Ruteng dan gudang farmasi selalu mengalami masalah soal stok obat.

Apotek Banera adalah salah satu apotek yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan RSUD Ruteng untuk menunjang ketersediaan obat di RSUD tersebut.

“Setiap resep dokter yang diberi ke apoteker, mereka selalu arahkan kami untuk mengambil di Apotek Banera,” ungkap salah satu keluarga pasien yang tidak mau sebutkan namanya, Selasa (14/5/2024).

Menurutnya, seharusnya RSUD Ruteng yang sudah dilengkapi apotek dan gudang farmasi tidak seharusnya merekomendasikan pasien untuk menebus obat di apotek tertentu.

“Apa gunanya gudang Farmasi di RSUD untuk menunjang ketersediaan obat di apotek RSUD tersebut ? Bukankah resep yang ditulis dokter sesuai ketersediaan obat yang disediakan apotek RSUD ?Ataukah ini sebuah bisnis RSUD dengan Apotek luar yang ditunjuk sebagai apotek pelengkap? Ini kan dalil yang sangat absurd,” tuturnya.

Selain itu, bilangnya fasilitas publik di RSUD Ruteng khususnya area parkiran terkesan hanya untuk dipergunakan oleh para pegawai yang bekerja di RSUD saja.

“Bayangkan saja saat kami memarkirkan kendaraan motor, kami selalu di larang oleh petugas jasa keamanan RSUD untuk tidak memarkirkan kendaraan kami di area parkiran. Kemudian, kami diarahkan untuk parkir kendaraan di badan jalan. Nah, ini ni kan tidak masuk akal?Emang, badan jalan itu tempat parkiran ?,” tanyanya.

Sementara Direktur Utama RSUD dr. Ben Mboy Ruteng melalui Humasnya Yohana R.Damalia Mari,S.Kep,Ns saat di konfirmasi membenarkan ihwal Apotek Banera dijadikan apotek penunjang dan pelengkap RSUD Ruteng melalui sebuah Perjanjian Kerja Sama(PKS).

“Kita ada PKS dengan Apotek Banera. Jadi, kalau ketersediaan obat di Farmasi RSUD tidak ada, maka kami arahkan untuk ambil obat di Apotek Banera,” ujar Rista sapaan akrabnya.

Menurut Rista, terkait anggaran untuk ketersediaan obat selalu disediakan namun tidak bisa diprediksi kunjungan pasien yang datang dengan penggunaan obat berkali-kali. Sehingga, ketersediaan obat di Farmasi kosong.

Namun, untuk menjawab sebagian keluhan pasien, pihak RSUD melakukan PKS dengan Apotek Banera untuk memastikan ketersediaan obat untuk dimiliki oleh pasien.

“Pokoknya obat untuk pasien BPJS yang tidak tersedia di RSUD bisa diambil di Apotek Banera sebagai apotek pelengkap,” ungkap Rista.

Mirisnya, pihak RSUD hanya melakukan PKS dengan Apotek Banera. Sementara, Apotek Banera sendiri tidak ada PKS dengan BPJS.

“Kalau dari RSUD untuk secara detail memang bagian farmasi yang tau soal ada PKS dengan BPJS. Tetapi, pada intinya semua obat yang dibutuhkan pasien BPJS ketika tidak ada stok di RSUD, kami arahkan untuk tebus di Apotek Banera,” terangnya lagi.

Lebih lanjut, Rista menjelaskan bahwa penggunaan obat untuk kebutuhan pasien yang seharusnya selalu tersedia tentu melalui proses perencanaan pengadaan obat di Farmasi. Sehingga, prosesnya juga butuh waktu yang lama. Oleh karena itu, satu-satunya jalan, RSUD melakukan PKS dengan Apotek Banera untuk melengkapi ketersedian obat di Farmasi RSUD Ruteng.

Terkait parkiran, menurut Rista itu sesuai kapasitas lahan parkiran. Karena memang lahan yang disediakan itu kecil dan karyawan Rumah Sakit juga banyak. Sehingga kelihatannya mendominasi.

“Saya sudah sampaikan ke Dirut tadi terkait parkiran. Tapi, kita juga tidak bisa ubah dengan kondisi yang ada. Karena memang lahan parkirannya hanya itu saja,” cetus Rista.

Terpisah, owner Apotek Banera yang bernama Lekat saat dikonfirmasi, tidak bersedia di wawancara. Dirinya, malah mengarahkan media untuk tanya ke pihak RSUD.

“Tabe ite, nk rabo ite ke Rumah Sakit saja em, untuk mendpt keterangan detailnya, saya tidak bersedia memberikan keterangan, Tabe. (Mohon maaf, Bapak Ke Rumah Sakit saja untuk mendapatkan keterangan detailnya. Saya tidak bersedia memberikan keterangan),” tutur Leksi via pesan WhatsApp, Rabu (15/5/2024).

Media ini mencoba bertanya terkait apakah sudah melakukan PKS dengan BPJS ? Owner Apotek Banera justru berdalil bahwa BPJS itu urusan RSUD.

“Kalau BPJS itu urusan Rumah Sakit,” jelas Leksi.

Sementara, Apoteker Banera bernama Elfi saat diwawancara media menjelaskan bahwa Apotek Banera tidak ada PKS dengan BPJS. Namun, PKS hanya dilakukan dengan Rumah Sakit saja.

“Kami tidak ada kerja sama dengan BPJS, Kak. Jadi, semua pasien yang datang ambil obat disini disertai dengan nomor BPJS yang diberikan oleh Rumah Sakit,,” tutup Elfi.

(Kordianus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini