Jembatan Kayu Berbas Pantai Rusak Bertahun – Tahun Tak Kunjung di Perbaiki, Ketua Komisi 3 DPRD Bontang Belum Menjawab
BONTANG, TRENNEWS.ID – Kelurahan Berbas Pantai jln Diponegoro ujung Parakla penghubung RT 17 dan RT 18 Bertahun-tahun jembatan kayu yang kondisinya cukup memperihatinkan. Jembatan sepanjang 50 meter tersebut rusak parah dan cukup membahayakan bagi warga yang melintas.
Kondisi itu berlangsung dari tahun 2021 lalu. Hingga kini belum dilaksanakan perbaikan. Warga secara swadaya melakukan perbaikan dengan mengunakan balok kayu biasa. Namun hal itu tidak bertahan lama.
Salah satu warga Kelurahan Berbas Pantai saat ditemui mengaku, aktifitasnya cukup terganggu dengan adanya jembatan rusak. Padahal, jembatan tersebut merupakan akses utama warga.
Menurutnya, karena lama tidak ada penanganan untuk perbaikan jembatan, akhirnya warga secara swadaya membuat jembatan darurat dari kayu biasa. Namun, jembatan darurat tersebut tidak bertahan lama, dan rusak lagi. Tidak sedikit, warga yang terpeleset saat melewati jembatan yang licin dan berlobang tersebut.
“Kemarin ada warga yang jatuh terpeleset dan masuk ke kali bersama motornya. Warga pun berdatangan untuk menolong. Harapannya ya segera diperbaiki agar tidak kejadian seperti itu lagi,” paparnya kepada media ini, Minggu (19/5/2024)
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu warga yang berharap jembatan tersebut bisa segera diperbaiki. Terlebih, jembatan ini merupakan jalur utama warga, untuk akses pendidikan dan ekonomi.
Menurutnya, jembatan ini rusak selama bertahun-tahun dan belum ada perhatian sama sekali dari pemerintah. Ia juga mengaku takut, saat melintasi jembatan, tapi mau bagaimana lagi, jembatan ini adalah salah satu akses yang cepat menuju jalan beton, apabila harus memutar bisa memakan waktu lebih lama. “Ya takut, ya bagaimana lagi, Ini jalan pintasnya,” ungkapnya.
Sementara itu suda sering ada pengukuran dan Perencanaan pembangunan namun tak kunjung dikerjakan. Menuturkan jembatan kayu Berbas Pantai ini yg berlokasi antara RT 17 penghubung RT 18 roboh akibat abrasi sejak tahun 2021 lalu. Sebelumnya, pihak masyarakat sudah tiga kali melakukan swadaya untuk pembangunan jembatan darurat, agar bisa untuk dilintasi.
Namun, kondisi saat ini sudah rusak kembali, karena material yang digunakan berbahan kayu biasa, yang akan lapuk termakan usia. Menurutnya, namun pihak masyarakat blum mengetahui bahwa kendala apa yang membuat jembatan kayu berbas pantai tak kunjung diperbaiki.
“Dari tahun 2021 sampai saat ini, untuk penanganan penanggulangan jembatan kayu tersebut secara utuh.
Lebih lanjut dikatakan, dari salah satu pengukur terkait juga telah melakukan survei, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
Sementara itu, Ketua Komisi 3 DPRD Kota Bontang, Amir Tosina saat dihubungi melalui pesan WhatsApp hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan, meski pesan tersebut terlihat sudah ia baca.
(Irwan)
Tinggalkan Balasan