Jumat, 22 November 2024

Kebahagiaan Sejati Tak Tergantung Pada Harta dan Kekuasaan

Aswan Nasution

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari [kenikamatan] duniawi”. [QS. Al Qashshash: 77].

ISLAM sebagai agama yang mengajarkan pentingnya kebahagiaan dunia akhirat. Islam memiliki sudut pandang tersendiri mengenai makna kebahagiaan. Kebahagian menurut Islam, tidak hanya sekedar kesenangan atau kepuasan yang bersifat sementara melainkan kebahagiaan yang abadi hingga akhirat nanti.

Bahagia di dunia saja tapi di akhirat sengsara bukanlah kebahagiaan menurut Islam. Namun, kebahagiaan di dunia tidak boleh menjadi tujuan utama seseorang sehingga melupakan tujuan hidup utama yaitu mencari keridaan Allah SWT.

Di tengah masyarakat yang sering kali mengukur kebahagiaan itu berdasarkan pada harta kekayaan [materi] atau kekuasaan. Dalam ajaran Islam, menekankan bahwa manusia harus fokus pada pengembangan jiwa mereka daripada mengejar keuntungan duniawi yang sementara. Hal ini sangat berbeda dengan tren modern yang sering kali mengukur kesuksesan berdasarkan pencapaian materi dan status sosial.

Bahwa kekayaan dan kekuasaan hanya memberikan kebahagiaan yang sementara. Sementara kebahagiaan sejati datang dari menjalani hidup yang penuh kebajikan. Seseorang yang hidup dengan kejujuran, keadilan, dan integritas akan mencapai kedamaian batin yang lebih langgeng daripada mereka yang hanya mengejar keuntungan finansial.

Baca Juga: Dakwah dan Politik

Di era modern ini banyak orang masih terjebak dalam ilusi bahwa kebahagiaan bisa dibeli dengan uang atau diperoleh melalui kekuasaan. Bahwa kebahagiaan yang abadi hanya bisa ditemukan ketika seseorang hidup sesuai dengan kebajikan dan memperjuangkan kebenaran.

Dalam masyarakat yang semakin materialistis, maka hal ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak dapat diukur dengan kekayaan. Kebahagiaan sejati adalah hasil dari pemahaman diri yang mendalam, serta komitmen untuk hidup dengan kebajikan dan moral yang kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini