Kebahagiaan Sejati Tak Tergantung Pada Harta dan Kekuasaan
Meminjam pemikiran Socrates mengatakan: “Manusia bisa mendapatkan kepuasan sesaat dari kekayaan atau kesuksesan, tetapi itu bukanlah kebahagiaan sejati yang mendalam dan abadi. Baginya kebahagiaan sebenarnya berasal dari pencapaian hidup yang berbudi luhur, dimana seseorang menjalani hidup yang selaras dengan nilai-nilai moral dan kebajikan”.
Selanjutnya ahli filsafat ini mengatakan: “Apakah sekarang yang kaya secara materi, tetapi hidup dalam kebohongan dan ketidakadilan, bisa benar-benar bahagia? Jawaban yang dia berikan adalah tidak. Kebahagiaan menurutnya harus ditemukan dalam pencarian kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Tanpa kebajikan-kebajikan ini, kekayaan dan kekuasaan hanya akan membawa kehampaan”.
Untuk mencapai kebahagiaan yang sejati menurut sudut pandang Islam, seseorang harus mempebaiki diri hubungannya dengan Allah juga harus menjaga hubungan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya sambil berusaha menciptakan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat.
Jadi kebahagian sejati adalah ketika kita berhasil menjadi hamba Allah yang taat dan menjadi makhluk yang baik lagi bermanfaat. Disebutkan juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”. [HR. Ahmad]. Walllahu a’lam bishshawab.
Referensi:
https://Imizakat.id./blog/read/kebahagiaan,
Edukasi-Lembaga Manajemen Infaq [LMI].may20.2024.
Tinggalkan Balasan