Keluhan Tinggi Trotoar di Bontang, Dinas PUPRK Tegur Kontraktor
Tidak hanya pemerintah, warga pun mengeluhkan dampak dari pengerjaan proyek ini. Baim, warga RT 13 Kelurahan Bontang Baru, merasa terganggu dengan ketinggian trotoar di depan bengkelnya.
“Kami harus pakai kayu supaya mobil tidak tersangkut. Ini material dari kami sendiri,” keluhnya.
Ia juga menyebutkan bahwa saat proses pengerjaan berlangsung, pihaknya telah mengingatkan kontraktor, namun tidak mendapat tanggapan. Beberapa warga bahkan terpaksa memarkirkan kendaraan di lahan lain karena mobil tidak dapat masuk ke halaman rumah mereka.
Proyek yang digarap oleh PT Tuah Persada Perkasa dengan anggaran Rp7 miliar ini jelas membutuhkan evaluasi menyeluruh. Anwar menegaskan, segala pembenahan yang diperlukan harus diselesaikan selama masa pemeliharaan.
Masalah seperti ini menjadi pembelajaran penting bagi pihak terkait untuk meningkatkan perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan proyek ke depan. Dengan demikian, harapannya, kebutuhan dan kenyamanan warga tetap menjadi prioritas utama dalam setiap pembangunan infrastruktur.
Pewarta : Arman
Editor : Annisa
Tinggalkan Balasan