Minggu, 8 September 2024

Korpus BEM Se-Sultra Dianiaya OTK, Begini Kronologisnya

Ashabul Akram memakai jaket biru bersama rekan rekannya saat konferensi pers di warkop 10.2 Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Jum'at (22/3/2024) tadi malam

KENDARI, TRENNEWS.ID – Akibat salah sasaran, Korpus BEM se- Sultra, Ashabul Akram dianiaya oleh orang tidak dikenal (OTK) pada, Selasa (12/3/2024) lalu di kopi trotoar, samping hotel Zenit kota Kendari.

Ashabul Akram pada konfirmasi persnya, Jum’at (22/3/2024) di warkop 10.2 Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tadi malam menceritakan kronologi dari peristiwa yang menimpanya itu.

“Awalnya saya bersama empat orang senior saya, lagi ngopi sambil diskusi, tiba-tiba ada dua orang anak SMA masuk kedalam warkop bersama motornya, karena dua orang tersebut dikejar OTK menggunakan 3 motor, saya tidak tau kenapa dua orang anak ini bisa di kejar dan berlindung di warkop,” ujar Ashabul.

Setelah kedua anak SMA mendapatkan perlindungan, kata Ashabul, OTK itu langsung meninggalkan tempat. Namun tidak lama kemudian, lanjut Ashabul, OTK ini datang kembali di TKP dengan membawa rombongan lebih banyak.

“Disitu mereka membabi-buta, sampai mereka kira saya termasuk kawanan anak SMA yang mereka buru. Saya dipukul tampa ditanya,”kata Ashabul.

Selain itu, kata Ashabul, motor kedua anak SMA yang masuk kedalam warung kopi itu, OTK ini hendak mengambilnya secara paksa, sampai salah satu OTK ini menyebutkan identitas bahwa ia seorang oknum polisi.

“Saat mereka hendak mengambil secara paksa motor anak SMA itu, salah satu oknum mengaku bahwa mereka adalah oknum polisi,” ujarnya.

Dari Kronologi itu, Korpus BEM se Sultra ini berkeyakinan kuat bahwa OTK yang memburu anak SMA dan yang menganiaya dirinya adalah oknum polisi.

“Dugaan kuat saya, para pelaku adalah anggota polri, karena hampir semua yang menyerang menggunakan tongkat T, dan OTK yang mengambil kendaraan dua orang anak SMA itu, mengaku sebagai anggota polri.” Sebutnya.

Bila mana dugaan itu benar, kata Ashabul, berarti tindakan yang dilakukan oknum anggota polri tidak mencerminkan sebagai pengayom masyarakat, malah mencoreng nama baik/citra kepolisian, dan itu tidak boleh lagi dibiarkan, orang-orang seperti mereka harus diberantas

“Oleh karena itu, kami meminta Kapolresta untuk menangkap seluruh oknum penyerangan di warkop tersebut dalam 3×24 jam dari sekarang, bila mana pihak kepolisian tidak merespon dari pada tuntutan kami, kami akan menggelar aksi besar-besaran, semua kampus yang ada di sulawesi tenggara, di depan polda sultra.” Tegasnya.

Ashabul Akram juga meminta surat resmi dari pihak kapolres sudah menangkap atau tidak para pelaku tersebut.

“Bukan hanya satu orang yang melakukan penganiayaan terhadap saya tetapi semua orang yang terlibat dalam penyerangan secara membabi buta melakukan penyerangan di warkop dan bila mana para pelaku terbukti anggota polri, saya meminta kapolres untuk mencopot dalam keanggotaannya sebagai anggota polri.” tutupnya.

 

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini