Selasa, 12 November 2024

KPU Manggarai Jamin Pelaksanaan Pilkada 2024 Bertumpu Pada Semangat Persaudaraan

Penyerahan Berkas PKPU Kepada Kapolres Manggarai AKPB Edwin Saleh

RUTENG, TRENNEWAS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Manggarai resmi meluncurkan tahapan penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 di Gedung Manggarai Convention Center(MCC) Ruteng, Senin (29/4/2024).

Ketua KPU Kabupaten Manggarai, Rikardus Pentor bersama Sekretaris juga Komisioner meresmikan acara yang bertajuk Peluncuran Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Tahun 2024 dan merilis jingle baru yang bernama “Hi Lutur” untuk Pilkada mendatang.

Acara tersebut dihadiri sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Manggarai, Ketua dan Komisioner Bawaslu, unsur Partai Politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan juga organisasi mahasiswa.

Rikardus Pentor dalam pidatonya mengajak jajaran penyelenggara pemilu agar menjalankan tugas dengan baik selama tahapan pilkada berlangsung.

Dikatakannya, KPU RI telah mengeluarkan peraturan KPU nomor 2 tahun 2024 tentang tahapan dan jadwal penyelenggaraan Pilkada tahun 2024.

“Dari sisi konstruksi PKPU itu, setidaknya ada dua tahapan besar yang akan kita lalui. Pertama adalah tahapan persiapan yang mencakup kurang lebih delapan tahapan yang akan dilalui dalam tahapan persiapan tersebut. Kedua adalah tahapan pelaksanaan yang mencakup sepuluh tahapan di dalamnya yang akan dilalui menyongsong Pilkada 2024″,ujar Rikar.

“Hari ini kami di KPU sementara melakukan perekrutan badan adhoc khususnya panitia pemilihan kecamatan (PPK)”,sambungnya.

Selain itu, KPU Manggarai akan mengumumkan dan menyampaikan kepada seluruh masyarakat Manggarai bahwa pasangan bakal calon yang mengikuti kontestasi Pilkada melalui calon perseorangan diminta untuk menyerahkan dokumen pemenuhan persyaratan mulai 8-12 Mei.

Oleh karena itu, filosofi makna pada maskot ‘Hi Lutur’ bersumber dari konteks musyawarah masyarakat Manggarai. Sebagai sebuah musyawarah maka masyarakat Manggarai berkumpul dan berdiskusi bersama dengan semangat persaudaraan.

“Kita berdiskusi tentunya memiliki perbedaan pandangan politik, memiliki perbedaan dalam pilihan politik. Namun dalam konteks filosofi kita orang Manggarai, kita memiliki filosofi nai ca anggi tuka ca leleng, cama lenggang ngger pe’ang cama po’e ngger one, neka behas neho kena neka koas neho kota,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini