Sabtu, 23 November 2024

Masyarakat 7 Desa Ancam Demo, Jalan Sitangkereng di Dolok Surungan Kab. Toba Dibiarkan Rusak Parah

Ket Foto : Inisiatif Kepala Desa beserta warga secara mandiri memperbaiki jalan di Kabupaten Toba yang rusak parah

TOBA, TRENNEWS.ID – Kondisi infrastruktur jalan di kawasan hutan Sitangkereng, Sitonggitongi, Desa Sibide Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sudah sangat memprihatinkan dan sungguh tidak memadai.

Kondisi ini terus menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat di 7 desa di kawasan Dolok Surungan.

Sesuai rilis yang diterima kru media dari narasumber, Minggu (01/09/2024) kondisi jalan yang sudah rusak berat sepanjang hampir 5 KM ditengah hutan sitangkereng seperti sengaja di telantarkan oleh Pemkab Toba, sehingga tidak bisa lagi dilalui khususnya kenderaan roda empat.

Diketahui, ketika era Bupati Tobasa saat itu Ir.Darwin Siagian dan Ir.Hulman Sitorus sebagai Waki Bupati periode 2014-2019, status infrastruktur jalan Sitangkereng dari kota Kecamatan Silaen-Sitorang-Sibide hingga Tornaganjang Desa Lumbangaol menuju Kota Parsoburan Kec. Habinsaran status jalan tersebut sudah ditingkatkan menjadi jalan Kabupaten Toba.

Hingga masa kepemimpinan Ir.Darwin Siagian berakhir, baru pembangunan infrastruktur jalan dari Desa Sitorang hingga Kampung Sitonggitongi bisa rampung dengan aspal hotmix.

Sementara ruas jalan dari Sitonggitongi hingga Tornaganjang perbatasan Desa Sibibe dengan Desa Lumbangaol Kecamatan Habinsaran sepanjang 5 KM masih terlantar dan dibiarkan rusak secara alami digerogoti air deras dari bahu jalan hutan belantara hingga saat ini.

Kondisi jalan yang sangat tidak layak ini, telah menjadi sorotan dan terus disuarakan oleh komunitas Forum Masyarakat Dolok Surungan (Forma-Dos) yang dipimpin oleh Ketua DR. Jasa Silaen.

“Upaya secara mandiri berupa gotong royong warga Desa Sitonggitongi bersama penduduk Desa Lumbangaol, Desa Lumbanlintong, Desa Panamparan, Desa Pararungan yang memakai akses jalan di Sitangkereng sudah sering dilakukan”, ujar DR. Jasa Silaen.

Namun, disebabkan belum permanen dengan aspal atau besi cor semen, perbaikan secara gotong royong tidak bisa bertahan lama karena hancur dan tergerus lumpur di musim hujan dengan intensitas tinggi.

Lanjutnya, derita dan kesengsaraan penduduk di kawasan Dolok Surungan sejak kolonial Belanda terus berlanjut hingga usia Indonesia merdeka yang ke 79 tahun saat ini.

Kejadian ini merupakan hal yang nyata dan disaksikan langsung oleh saksi hidup yang juga merupakan mantan Bupati Ir. Darwin Siagian putra asli daerah kelahiran Siriaria Desa Sibide Barat.

Dalam rilis yang diterima kru media dari narasumber juga menyampaikan, pengalamannya sewaktu remaja berjalan kaki sepanjang 20 KM dari Kampung Siriaria ke Pasar/Onan Tornaganjang dan jalan dari Sitonggitongi menuju Onan Tornaganjang melewati Sitangkereng yang kala itu masih jalan setapak di tengah hutan.

Berdasarkan penderitaan dan pengalaman itulah, ketika beliau menjabat sebagai Bupati Tobasa, Ir. Darwin Siagian dengan gigih memperjuangkan jalan setapak di kampung itu yang kemudian berubah menjadi status jalan Kabupaten dengan persetujuan DPRD Kab. Tobasa.

“Ironisnya, warisan kinerja mantan Bupati Ir.Darwin Siagian ini tidak dilirik dan dilanjutkan oleh penerusnya Bupati Poltak Sitorus, hingga hal ini membuat masyarakat di kawasan Dolok Surungan menjadi geram”, ungkap Ketua Forma-Dos.

Tentunya, dalam hal ini peningkatan status jalan sepanjang 70 KM lebih itu juga harus dibenahi oleh Bupati Poltak Sitorus secara bertahap.

Senada dengan hal itu, warga setempat Maruli Siahaan yang juga tergabung dalam Forma-Dos juga menyampaikan pendapatnya tentang kondisi riil jalan yang diduga sengaja ditelantarkan oleh Pemkab Toba itu tergambar secara nyata, padahal dana anggaran belanja di kas Pemkab Toba saat itu masih ada berkisar Rp.84 miliar.

“Ada dana anggaran sebesar Rp. 84 M di Pemkab Toba, namun sekian persenpun tidak ada di alokasikan ke Jalan kabupaten yang sudah rusak parah itu”, tegasnya.

Sambungnya, penderitaan yang dirasakan penduduk sebagai pengguna akses infrastruktur jalan melalui hutan Sitangkereng yang begitu lama sudah tidak bisa ditutup-tutupi dengan alasan klasik bahwa anggaran pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Toba sangat terbatas, tegas Maruli Siahaan.

Adanya upaya dan bentuk perhatian dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR sangat diharapkan, mungkin dikatakan sangat kecil hitungan anggaran perbaikan infrastruktur jalan dari Sitonggitongi hingga kota Parsoburan sepanjang sekitar 40 KM.

“Mungkin kesabaran warga masyarakat di 7 desa tersebut tentu ada batasnya Bukan mustahil jika sudah tiba saatnya para warga masyarakat yang berada di kawasan Dolok Surungan dan yang bermukim di daerah perbukitan dengan segala penderitaannya akan turun gunung dan melakukan demo besar-besaran ke kantor DPRD dan kantor Bupati Toba untuk menuntut keadilan khususnya perbaikan infrastruktur jalan di Sitangkereng agar lebih memadai”, ujar Maruli Siahaan.

Dalam narasinya sesuai rilis yang diterima kru media ini, apakah penduduk kawasan Dolok Surungan dan sekitarnya harus melakukan demo besar-besaran baru ada perbaikan infrastruktur jalan di Sitangkereng, ujar Maruli Siahaan.

Harapannya, mewakili warga masyarakat sekaligus organisasi Forma-Dos meminta kepada Ketua DPRD Toba Effendi Napitupulu dan Bupati Poltak Sitorus dengan bijak agar segera menanggapi penderitaan penduduk yang tinggal di kawasan Dolok Surungan dan sekitarnya sebelum masa periode jabatan mereka berakhir, tegas keduanya.

Sementara itu, Bupati dan Ketua DPRD Kab. Toba yang diminta pendapatnya melalui pesan WhastAp terkait jalan kabupaten yang rusak parah itu, sampai rilis naik kemeja redaksi belum juga memberikan tanggapannya. (Afri Nst)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini