Mensyukuri Nikmat Allah Dalam Kemerdekaan
Jika engkau sekalian bersyukur niscaya akan Kutambahkan nikmat karunia bagimu, dan jika engkau sekalian ingkar, maka ingatlah sesungguhnya adzabKu sangat pedih”. [QS. Ibrahim: 7].
TIADA terhingga rasa syukur ini kita persembahkan kepada Allah SWT. Nanar mata memandang jauh kebelakang, 79 tahun yang lalu para syuhada berguguran di persada bumi tercinta ini.
Barangkali rasa syukur ini, kini semakin membahana disetiap sanubari insan Indonesia, sebab bianglala kemerdekaan sebentar lagi mewarnai kehidupan bangsa kita.
Pekik kemerdekaan itu yang mewarnai corak kehidupan bangsa. Kita merdeka mengatur negara sendiri, merdeka memakmurkan negara sendiri, serta merdeka menggembleng dan membangun bangsa setarap dengan bangsa-bangsa yang telah lama maju di forum internasional.
Kemerdekaan yang merupakan kebebasan seluruh bangsa dari kedzaliman, penindasan dan kesengsaraan yang cukup lama ditanggung oleh bangsa kita, tidak terpikirkan kalau kita sampai pada keadaan seperti sekarang ini.
Cukup banyak sudah hasil pembangunan kita rasakan. Sudah sejauh mana kita merasakan kesejahteraan bangsa dan sudah berapa juta para cendekiawan telah dilahirkan oleh kemerdekaan ini.
Kemerdekaan memberi kita banyak inspirasi. Kadang-kadang kita bertikai pendapat, karena kita berbeda tempat memandang. Kadang-kadang pertikaian itu memuncak laksana riwayat Habil dan Qabil membunuh saudaranya, tetapi setelah dibunuhnya, dia bingung, dia menangis, dia menyesali diri, kemana mayat saudaranya akan dikuburkan.
Tapi itu semua pengurbanan, sebab tanpa pengurbanan tak akan senikmat seperti sekarang ini. Di sini hakikatnya rasa syukur ini terpana oleh derita, tetapi kemudian timbul oleh cerahnya hari ini.
Oleh karena itu sebagai syukur kita kepada Allah SWT. yang telah menganugerahkan nikmatnya kepada kita, marilah kita pelihara dan kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya, termasuk di dalamnya nikmat kemerdekaan yang sangat mulia dan berharga yang telah dimiliki oleh kita bangsa Indonesia.
Kita sadar bahwa selama 79 tahun masih banyak penderitaan yang menindih kita. Laksana ucapan Shakespeare: Aku tidur dan aku bermimpi. Aku lihat kemerdekaan itu indah permai. Aku tersentak dan aku bangun. Aku saksikan kemerdekaan itu adalah air mata”. Tetapi barangkali itulah nikmat kemerdekaan, karena pengurbanan itu tak akan tersisakan.
Sebagai bangsa yang besar, tentu kita sangat menghormati para pahlawan. Sebagai tanda penghormatan terhadap jasa- jasa para pejuang kemerdekaan itu kita dirikan “Taman Pahlawan” dimana-mana diseluruh persada Tanah Air, baik di kota besar maupun di kota kecil.
Para diplomat dan negarawan kita telah memeras daya dan tenaga, dengan segala kemampuan ilmunya, dengan liku-liku dan pola wicaranya, melanglang buana dalam rangka mendapatkan kepercayaan dunia bahwa bangsa Indonesia benar-benar mampu mengatur dan mengurus negara dan bangsanya sendiri. Ini semua tiada lain karena kita menghormati dan meneruskan perjuangan para syuhada untuk mencapai cita-citanya.
Kita peringati peristiwa besar, seperti Hari Kemerdekaan kita ini, yang kita memasuki tahun ke-79, mengandung makna yang besar, kita petik suri tauladan dan kita ambil manfaatnya, agar kita bisa melangkah lebih maju lagi, mengemban amanat para pahlawan, para pejuang dan para syuhada.
Untuk mencapai cita-cita bangsa, yaitu adil dan makmur gemah ripah loh jinawi, sejahtera lahir dan batin, seimbang dan serasi antara dunia dan akhirat, masih panjang perjalanan yang harus kita lalui.
Namun apa yang telah kita capai sekarang ini, wajib kita syukuri. Ingat, bagi barangsiapa yang pandai mensyukuri nikmat Allah SWT. kenikmatan itu akan datang berlimpah lagi dan terjauh dari adzab yang pedih. Jika engkau sekalian bersyukur niscaya akan Kutambahkan nikmat karunia bagimu, dan jika engkau sekalian ingkar, maka ingatlah adzab-Ku sangtlah pedih”. [QS. Ibrahim: 7].
Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah dicapai dengan perjuangan yang cukup dahsyat, semata-mata hasil pengurbanan Bangsa Indonesia. Tetapi jangan lupa bahwa kemerdekaan ini dapat tercapai berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, karena Karunia disertai Taufiq dan Hidayah Allah SWT.
Tepat sekali kalau dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dikatakan: “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya kehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.”
Oleh karena itu pada tempatnyalah kita pada saat memperingati Kemerdekaan ini dengan segala kerendahan hati kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT untuk mensyukuri Rahmat KaruniaNya yang telah dilimpahkan kepada kita sekalian sebagai bangsa Indonesia.
Mensyukuri nikmat Allah SWT. merupakan salah satu ciri manusia taqwa, suatu sikap manusia yang diamanatkan oleh Islam dan negara. Manusia taqwa merupakan puncak kepribadian luhur yang akan dicapai dalam rangka pembangunan seutuhnya.
Jika sikap taqwa telah menjadi warna kehidupan kita, maka kita akan senantiasa mendapat berkat dan karunia Allah SWT. Serta negara kita akan makmur dan sejahtera. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan taqwa kita dan perbanyaklah amal kebajikan dalam rangka mengisi kemerdekaan sebagai karunia Allah SWT.
Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang taqwa, bisa menanam benih kebenaran, bisa menjahui kesesatan dan keangkara murkaan, dan makmur dalam keadilan di bawah ampunan Allah SWT. Amiin ya rabbal a’lamiin.
Nashrum minallahi wa fathun qariib wa basysyiril mukminin.
Sumber:
Media Pembina No.5-XV- 1988.
Mataram, 13 Agustus 2024
Tinggalkan Balasan