Kamis, 12 Desember 2024

Pemkab Manggarai Gelar Rakor Persiapan Sejak Dini Menghadapi Bencana Erupsi Anak Gunung Ranaka

Rapat koordinasi persiapan menghadapi bencana erupsi gunung anak ranak di aula nuca lale kantor Bupati Manggarai

RUTENG, TRENNEWS.ID – Menyikapi naiknya aktivitas Anak Gunung Ranaka yang terjadi pada awal Desember 2024 lalu dari level 1 (normal) ke level 2 (waspada), Pemerintah Kabupaten Manggarai langsung mengambil langkah antisipasi dengan melakukan rapat koordinasi peningkatan aktivitas gunung Ranaka.

Rapat yang berlangsung di Aula Nuca Lale Kantor Bupati Manggarai, Jumat (06/12) tersebut dihadiri oleh Dandim1612 Manggarai, Wakapolres Manggarai, Sekretaris Daerah, pihak BMKG, Petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Ranaka, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Manggarai terkait dan Camat Wae Ri’i.

Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit (Bupati Hery Nabit) ini diawali dengan penyampaian materi dari pihak Petugas Pos Pengamatan Anak Gunung Ranaka, Andri Kurnia serta Kepala Pelaksana Badan Penganggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Manggarai, Stefanus Tawar.

Dalam penyampaian tersebut, Andri Kurnia menyampaikan kondisi terkini terkait aktivitas anak gunung ranaka serta berbagai potensi yang akan terjadi. Menurut Andri, sesuai pantauan pihaknya aktivitas anak gunung ranaka naik dari level 1 (normal) ke level 2 (waspada). Selanjutnya masyarakat di sekitar Gunung Anak Ranaka maupun pengunjung wisatawan atau pendaki agar tidak mendekati, memasuki dan beraktivitas di dalam radius 1 km dari kawah aktif.

Sedangkan Kalak BPBD Stefanus Tawar menyampaikan materi rencana Persiapan Menghadapi Erupsi Anak Gunung Ranaka sesuai Dokumen Rekon Ancaman Gunung Api Anak Ranaka, mulai dari Sejarah, Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario, Kebijakan dan Strategi serta Perencanaan Sektoral.

Khusus untuk Perencanaan Sektoral, Stef Tawar menjelaskan secara rinci 11 (sebelas) sektor yang berperan dalam menghadapi bencana termasuk tugas dan tanggung jawabnya. Sebelas sektor tersebut antara lain Posko Utama, Kemanan, Kesehatan Logistik, Dapur Umum, SAR dan Evakuasi, Pendidikan, Transportasi, Informasi dan Komunikasi, Pertanian dan Peternakan, Penampungan Sementara serta Pemulihan Darurat.

Sementara itu Bupati Hery Nabit dalam arahannya menegaskan persiapan menghadapi bencana erupsi harus dilakukan sejak dini. Karena prediksi manusia tidak bisa disesuaikan dengan kemauan alam, dan sewaktu-waktu tanpa diketahui oleh manusia atau siapapun, akan terjadi letusan pada Gunung Anak Ranaka.

“Mari kita berkaca pada bencana dari letusan Gunung Lewotobi (laki-laki) di Larantuka yang mengakibatkan banyak korban. Bencana Gunung Lewatobi harus menjadi rujukan agar kita melakukan persiapan dini dalam menghadapi bencana,” tegasnya.

Menurut Bupati Heri Nabit, persiapan menghadapi bencana anak Gunung Ranaka tidak boleh ditunda. Terutama bagi 5 Desa yang berdampak langsung di wilayah Kecamatan Wae Ri’i yakni Desa Ranaka, Wae Ri’i, Langko, Bangka Jong dan Desa Golo Mendo.

“Khusus untuk Camat Wae Ri’i saya instruksikan untuk segera melakukan pendataan bagi masyarakat terutama di 5 (lima) Desa di wilayah Kecamata Wae Ri’i. Turun ke anak-anak kampung untuk lakukan pendataan. Usai rapat ini, langsung buat jadwal dan lakukan pendataan, tidak boleh ditunda-tunda,” tegasnya.

Selanjutnya, peraih suara terbanyak dalam Pilkada serentak 27 November 2024 lalu ini menjelaskan, siaga bencana erupsi ini bukan hanya dalam jarak radius 5 Km saja, tetapi perlu dipertimbangkan juga apabila dampak letusannya mencapai 10 Km. Jika radiusnya mencapai 10 Km, maka dampaknya sampai Pusat Pemerintahan di Kota Ruteng.

“Yang paling penting, seperti yang disampaikan Pak Dandim, secepatnya kita tentukan titik-titik pengungsian. Kita boleh mengatakan radiusnya paling 5 Km. Kalau 5 Km tidak sampai di Kota Ruteg hanya sampai di Carep. Tetapi itukan hitungan kita bukan hitungan alam, saya tadi berpikir bahwa kalau radius misalnya 10 Km?,” tandas Bupati. (Lado)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini