Rumah Seorang Janda Di Labuan Bajo Butuh Bantuan Pemerintah
LABUAN BAJO TRENNEWS.ID I Kisah pilu seorang janda bernama Nur(52) asal Kampung Loger Golokuang,Desa Bari, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dirinya harus menanggung nasib hidupnya seorang diri juga harus tinggal di sebuah gubuk yang reot.
Ditemui awak media pada Sabtu (27/01/2024) kondisi rumah Nur memang sangat memprihatikan dan tak layak di huni.
Bagaimana tidak, rumah yang terbuat dari anyaman bambu dan beratapkan daun kelapa tersebut sudah terlihat lapuk karena termakan usia. Namun, Nur tetap tinggal disitu walaupun disaat hujan atapnya sering bocor.
Nur mengisahkan bahwa dirinya hidup sebatang kara dirumahnya semenjak bercerai dengan suaminya dari Surabaya dan memiliki satu orang anak.Namun, saat ini anak sudah bersuami dan tinggal di Surabaya.
Saat itulah, Nur mengambil keputusan untuk merantau menjadi seorang TKW di Hongkong. Namun, yang menyedihkan dirinya selama bekerja di Hongkong, upahnya tak bayar oleh majikan.
Oleh karena itu, dirinya kembali ke kampung halamannya di Bari dan ia tinggal di sebuah Gubuk yang reot milik saudaranya.
“Sudah dua tahun saya tinggal disini, pak. Iya, memang khawatir, karena takut ambruk bangunan rumahnya. Tapi, mau bagaimana lagi, tidak ada rumah lagi selain di sini,” kata Nur dengan mata berkaca-kaca.
Keterbatasan ekonomi memang menjadi salah satu faktor penyebab seperti yang di alami Nur. Ia harus rela tinggal di rumah reot.
Nur tidak putus asa untuk menghidupi kehidupan yang dialaminya dengan menanam sayur di sekeliling rumahnya untuk dijual. Selain itu, ia menjadi pekerja harian diperkebunan orang.
Perjalanan hidup yang di alami Nur saat ini hanya bisa pasrah pada keadaan dan berharap ada bantuan dari pemerintah maupun orang dermawan untuk membantunya agar bisa tinggal di rumah yang palinya aman dan nyaman.
“Saya berharap semoga ada dermawan yang ingin membantunya untuk perbaikan rumah ini,” ujarnya dengan raut wajah yang menahan tangis.
Nur juga berharap bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat atau pun para donatur/orang-orang yang mempunyai hati dan Budi baik untuk membantu, agar tempat tinggal miliknya saat ini bisa lebih layak untuk ditinggali.
“Saya hanya bisa berdoa saja, semoga ada yang membantu. Harapannya semoga kayak orang-orang yang dapat bantuan bedah rumah, biar ini rumah bisa lebih layak lagi untuk ditempati,” ucapnya.
Terpisah, seorang warga bernama Ali saat diwawancarai awak media ini mengatakan kondisi rumah Nur memang menghawatirkan. Selain itu, kondisinya sudah nyaris roboh bagian atapnya diterpa angin kencang di musim hujan ini, apalagi jika dibiarkan, bisa membahayakan penghuni rumah karena bangunannya bisa menimpa Ibu Nur yang sedang berada di dalam.
“Kondisinya memang sudah reyot, khawatir jika ada angin kencang bisa roboh. Semoga pihak pemerintah bisa memberikan bantuan bedah rumah kepadanya,” pungkasnya.
Sementara itu, Pemerintah Desa Bari melalui Sekretaris Desa Bari, Kasimirus Rahmat menceritakan bahwa Ibu Nur ini merupakan warga asli Desa Bari yang merantau atau bekerja di luar negeri, Ia menjadi TKW di Hongkong kurang lebih selama 23 tahun.
Lalu ia kembali ke Desa Bari itu tahun 2022 yang lalu dan ia masih belum tercatat sebagai warga Desa Bari karena Nur belum melakukan proses pemindahan penduduk dalam status KTP nya.
Sehingga, kami sebagai Pemdes Desa Bari juga mengalami kesulitan untuk mencatat atau mendaftarkan dirinya masuk dalam berbagai jenis bantuan-bantuan Desa seperti PKH, BLT, BPNT dan lainnya.
“Kami memang berniat untuk membantu Ibu Nur ini namun kami juga terikat dengan aturan atau regulasi yang berlaku terkait bantuan yang di salurkan Desa, karena Desa hanya memberikan bantuan bagi warga yang ber KTP di Desa Bari, Solusinya ya Ibu Nur ini harus mengurusi pemindahan penduduk ke Desa Bari,,” ucap Sekdes Bari, Kasimirus Rahmat kepada media ini. (Kor)
Tinggalkan Balasan