Rabu, 5 Februari 2025

Berhentilah Sejenak

“Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada manusia sarana untuk melakukan rekreasi jiwa lewat perintah shalat”. [Aidh al-Qarni].

PENULIS buku best selller La Tahzan, Aidh al-Qarni, menjelaskan tentang makna sesungguhnya dari judul buku bermakna ‘jangan bersedih’ itu. Menurut dia, kesedihan sudah menjadi penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan hidup dan berbagai masalah.

Allah Ta’ala memang sudah berjanji akan memberikan kepada manusia beragam rasa di dalam jiwa, mulai dari ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, hingga buah-buahan. Namun, Allah mengungkapkan, berita gembira akan didapatkan orang-orang yang sabar saat mendapatkan musibah. Mereka pun mengucapkan, “Innalillahi wainnailaihirojiun.” Mereka adalah orang yang mendapatkan keberkahan sempurna dan rahmat dari Allah. Mereka pun mendapatkan petunjuk.

Mengucapkan kalimat “Innalillah wainnailaihirajiun” bukanlah sebatas ucapan belasungkawa. Dengan mengucapkan kalimat tersebut, mereka menghibur diri saat mendapatkan musibah. Mereka yakin bahwa sesungguhnya segala sesuatu termasuk diri, keluarga, dan semua hartanya adalah milik Allah SWT. Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki.

AllahTa’ala telah menganugerahi manusia sarana untuk melakukan rekreasi jiwa lewat perintah shalat. Lima kali sehari, shalat menjadi ajang bagi orang mukmin untuk berhenti sejenak dari tumpukan pekerjaan di kantor, riuhnya jual beli di pasar, impitan masalah rumah tangga, hingga kebutuhan kebutuhan hidup yang menggunung.

Shalat menjadi ajang kontemplasi seorang hamba dengan Tuhannya untuk menyadari betapa kecil masalah-masalah yang dihadapi, sedangkan Allah adalah Zat Yang Mahabesar.

Shalat yang diawali dengan ritual membasuh segenap anggoga tubuh dengan air bersih menjadi qiyas penjernih debu-debu di wajah, lengan, rambut, hidung, telinga, hingga kaki.Tak sekedar zahir, dinginnya air wudhu pun diharapkan mampu nembasuh kepenatan batin.

Saat menjalani ujian sebagai rasul, Nabi Muhammad diperintahkan untuk melakukan shalat malam lewat QS al- Muzammil ayat 1-9. Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Rasulullah mendapatkan perintah shalat malam karena akan menghadapi perkataan yang berat. Perkataan ini diturunkan lewat wahyu melalui Malaikat Jibril.

Di dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasululullah SAW menjawab: ” Aku mendengar suara gemercingnya lonceng, kemudian aku diam saat itu. Dan itu tidak sekali-kali diturunkan wahyu kepadaku melainkan aku mengira bahwa nyawaku sedang dicabut.”

Brgitulah shalat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang juga diperintahkan untuk kita sebagai hamba- Nya, sebagai perhentian sementara di saat kita lupa. Wallahua’lam bishshowab.
Selamat membaca dan Semoga bermanfaat.

Referensi:
Republika, Dialog Jumat, 24 Maret 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini