Hamas Tegaskan Hanya Terima Kesepakatan yang Akhiri Perang Secara Menyeluruh
Gaza, TrenNews.id – Kelompok militan Palestina, Hamas, kembali menegaskan bahwa mereka hanya akan menerima kesepakatan yang menjamin penghentian total perang di Jalur Gaza. Sikap ini disampaikan menjelang pembicaraan intensif yang terus diupayakan oleh mediator internasional guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, menyatakan bahwa kelompoknya serius dan terbuka untuk mencapai kesepakatan damai, namun dengan syarat utama, perang harus benar-benar dihentikan secara menyeluruh. Ia menegaskan, Hamas tidak akan menerima proposal apa pun yang tidak menjamin penghentian total agresi Israel di wilayah Gaza.
“Hamas siap dan serius untuk mencapai kesepakatan, asalkan hal itu mengarah secara jelas pada penghentian total perang dan agresi terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza,” ujar al-Nunu, seperti dikutip dari Kompas, Selasa (2/7/2025) kemarin waktu Gaza.
Al-Nunu juga menambahkan bahwa Hamas tidak akan menyetujui kesepakatan bersyarat atau yang bersifat sementara, termasuk jeda kemanusiaan atau gencatan senjata terbatas yang memungkinkan Israel melanjutkan serangan di kemudian hari. Menurutnya, rakyat Palestina membutuhkan jaminan keamanan jangka panjang dan pemulihan penuh dari kehancuran yang terjadi selama sembilan bulan terakhir.
“Setiap inisiatif yang tidak menyentuh akar permasalahan dan hanya memperpanjang penderitaan rakyat Palestina tidak akan kami terima,” tegasnya.
Pernyataan tersebut muncul di tengah semakin gencarnya tekanan internasional terhadap kedua pihak untuk segera menghentikan perang yang telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina dan lebih dari 1.200 warga Israel, berdasarkan data dari PBB dan organisasi hak asasi manusia. Sebagian besar korban jiwa di Gaza merupakan perempuan dan anak-anak.
Upaya mediasi terus dilakukan oleh sejumlah negara, termasuk Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, yang selama beberapa bulan terakhir telah mengajukan berbagai proposal gencatan senjata. Salah satu usulan yang masih dalam pembahasan mencakup pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel secara bertahap, serta bantuan kemanusiaan berskala besar ke wilayah Gaza.
Namun hingga kini, negosiasi belum membuahkan hasil yang konkret. Pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga masih bersikeras bahwa tujuan akhir dari operasi militer di Gaza adalah “menghancurkan kemampuan militer Hamas dan membebaskan seluruh sandera Israel”.
Sementara itu, situasi di lapangan semakin memburuk. Serangan udara dan darat masih terus berlangsung di beberapa wilayah padat penduduk, termasuk Khan Younis dan Rafah. Ribuan warga sipil kembali mengungsi tanpa kepastian, sementara akses bantuan kemanusiaan sangat terbatas.
Sejumlah analis menilai pernyataan terbaru dari Hamas merupakan sinyal bahwa kelompok tersebut terbuka untuk solusi diplomatik, namun juga menunjukkan bahwa mereka tidak akan mundur dari tuntutan utama. Ini sekaligus menempatkan tekanan pada komunitas internasional untuk memastikan bahwa setiap kesepakatan tidak bersifat sepihak dan benar-benar menghentikan kekerasan secara permanen.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Israel terkait pernyataan terbaru Hamas tersebut.
Pewarta: Hendra

Tinggalkan Balasan