Sabtu, 23 November 2024

Mensyukuri Nikmat Allah Dalam Kemerdekaan

ASWAN NASUTION

Untuk mencapai cita-cita bangsa, yaitu adil dan makmur gemah ripah loh jinawi, sejahtera lahir dan batin, seimbang dan serasi antara dunia dan akhirat, masih panjang perjalanan yang harus kita lalui.

Namun apa yang telah kita capai sekarang ini, wajib kita syukuri. Ingat, bagi barangsiapa yang pandai mensyukuri nikmat Allah SWT. kenikmatan itu akan datang berlimpah lagi dan terjauh dari adzab yang pedih. Jika engkau sekalian bersyukur niscaya akan Kutambahkan nikmat karunia bagimu, dan jika engkau sekalian ingkar, maka ingatlah adzab-Ku sangtlah pedih”. [QS. Ibrahim: 7].

Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah dicapai dengan perjuangan yang cukup dahsyat, semata-mata hasil pengurbanan Bangsa Indonesia. Tetapi jangan lupa bahwa kemerdekaan ini dapat tercapai berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, karena Karunia disertai Taufiq dan Hidayah Allah SWT.

Tepat sekali kalau dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dikatakan: “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya kehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.”

Oleh karena itu pada tempatnyalah kita pada saat memperingati Kemerdekaan ini dengan segala kerendahan hati kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT untuk mensyukuri Rahmat KaruniaNya yang telah dilimpahkan kepada kita sekalian sebagai bangsa Indonesia.

Baca Juga: Dakwah dan Politik

Mensyukuri nikmat Allah SWT. merupakan salah satu ciri manusia taqwa, suatu sikap manusia yang diamanatkan oleh Islam dan negara. Manusia taqwa merupakan puncak kepribadian luhur yang akan dicapai dalam rangka pembangunan seutuhnya.

Jika sikap taqwa telah menjadi warna kehidupan kita, maka kita akan senantiasa mendapat berkat dan karunia Allah SWT. Serta negara kita akan makmur dan sejahtera. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan taqwa kita dan perbanyaklah amal kebajikan dalam rangka mengisi kemerdekaan sebagai karunia Allah SWT.

Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang taqwa, bisa menanam benih kebenaran, bisa menjahui kesesatan dan keangkara murkaan, dan makmur dalam keadilan di bawah ampunan Allah SWT. Amiin ya rabbal a’lamiin.

Nashrum minallahi wa fathun qariib wa basysyiril mukminin.

Sumber:

Media Pembina No.5-XV- 1988.

Mataram, 13 Agustus 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini