Sabtu, 14 Desember 2024

Mensyukuri Nikmat Allah Dalam Kemerdekaan

ASWAN NASUTION

Jika engkau sekalian bersyukur niscaya akan Kutambahkan nikmat karunia bagimu, dan jika engkau sekalian ingkar, maka ingatlah sesungguhnya adzabKu sangat pedih”. [QS. Ibrahim: 7].

TIADA terhingga rasa syukur ini kita persembahkan kepada Allah SWT. Nanar mata memandang jauh kebelakang, 79 tahun yang lalu para syuhada berguguran di persada bumi tercinta ini.

Barangkali rasa syukur ini, kini semakin membahana disetiap sanubari insan Indonesia, sebab bianglala kemerdekaan sebentar lagi mewarnai kehidupan bangsa kita.

Pekik kemerdekaan itu yang mewarnai corak kehidupan bangsa. Kita merdeka mengatur negara sendiri, merdeka memakmurkan negara sendiri, serta merdeka menggembleng dan membangun bangsa setarap dengan bangsa-bangsa yang telah lama maju di forum internasional.

Kemerdekaan yang merupakan kebebasan seluruh bangsa dari kedzaliman, penindasan dan kesengsaraan yang cukup lama ditanggung oleh bangsa kita, tidak terpikirkan kalau kita sampai pada keadaan seperti sekarang ini.

Cukup banyak sudah hasil pembangunan kita rasakan. Sudah sejauh mana kita merasakan kesejahteraan bangsa dan sudah berapa juta para cendekiawan telah dilahirkan oleh kemerdekaan ini.

Kemerdekaan memberi kita banyak inspirasi. Kadang-kadang kita bertikai pendapat, karena kita berbeda tempat memandang. Kadang-kadang pertikaian itu memuncak laksana riwayat Habil dan Qabil membunuh saudaranya, tetapi setelah dibunuhnya, dia bingung, dia menangis, dia menyesali diri, kemana mayat saudaranya akan dikuburkan.

Tapi itu semua pengurbanan, sebab tanpa pengurbanan tak akan senikmat seperti sekarang ini. Di sini hakikatnya rasa syukur ini terpana oleh derita, tetapi kemudian timbul oleh cerahnya hari ini.

Oleh karena itu sebagai syukur kita kepada Allah SWT. yang telah menganugerahkan nikmatnya kepada kita, marilah kita pelihara dan kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya, termasuk di dalamnya nikmat kemerdekaan yang sangat mulia dan berharga yang telah dimiliki oleh kita bangsa Indonesia.

Kita sadar bahwa selama 79 tahun masih banyak penderitaan yang menindih kita. Laksana ucapan Shakespeare: Aku tidur dan aku bermimpi. Aku lihat kemerdekaan itu indah permai. Aku tersentak dan aku bangun. Aku saksikan kemerdekaan itu adalah air mata”. Tetapi barangkali itulah nikmat kemerdekaan, karena pengurbanan itu tak akan tersisakan.

Sebagai bangsa yang besar, tentu kita sangat menghormati para pahlawan. Sebagai tanda penghormatan terhadap jasa- jasa para pejuang kemerdekaan itu kita dirikan “Taman Pahlawan” dimana-mana diseluruh persada Tanah Air, baik di kota besar maupun di kota kecil.

Para diplomat dan negarawan kita telah memeras daya dan tenaga, dengan segala kemampuan ilmunya, dengan liku-liku dan pola wicaranya, melanglang buana dalam rangka mendapatkan kepercayaan dunia bahwa bangsa Indonesia benar-benar mampu mengatur dan mengurus negara dan bangsanya sendiri. Ini semua tiada lain karena kita menghormati dan meneruskan perjuangan para syuhada untuk mencapai cita-citanya.

Kita peringati peristiwa besar, seperti Hari Kemerdekaan kita ini, yang kita memasuki tahun ke-79, mengandung makna yang besar, kita petik suri tauladan dan kita ambil manfaatnya, agar kita bisa melangkah lebih maju lagi, mengemban amanat para pahlawan, para pejuang dan para syuhada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini