Meraih Jatidiri Mu’min Sejati
Keenam: Memperbanyak mengingat Allah, diamnya adalah fikir, kata-katanya adalah dzikir. Berdzikir adalah terapi jiwa yang paling kuat, dzikir adalah senjata tajam mu’min dalam menghadapi tantangan zaman dan kekerasan hidup, inilah yang dibutuhkan manusia saat ini.
Ketujuh: Muroqobah [merasa diawasi] oleh Allah kapan dan dimana saja, merasa selalu diawasi akan menumbuhkan keihklasan dalam diri, begitulah pesan Rasululullah kepada Abu zdar Al-ghifari, beliau bersabda :”Ikhlaskanlah niatmu sesungguhnya pengintian itu sangat tajam”.
Hal ini juga yang membuat para sahabat bekerja giat dalam segala aspek kehidupan mereka, hingga mampu membangun peradaban gemilang ditengah kemegahan Romawi dan Persia kemudian tenggelam dengan bangkitnya peradaban Islam yang unik.
Itulah beberapa hal untuk meraih jati diri mu’min dalam kehidupannya, dan masih banyak lagi lainnya. Dengan harapan ini semua telah ada dalam diri setiap mu’min, sehingga mampu mewujudkan sosok mu’min yang memiliki zatiyah imaniyah tinggi, sebagai penggerak dalam menjalani dan memperlihatkan Islam kepada orang lain, sehingga mereka memandang Islam adalah agama Indah dan sesuai untuk segala zaman, tempat, ras manusia dan menjadi rahmatan lil alamiin, karena itu merupakan watak orasinil dari Islam. Wallahu a’lam bish showab.
Referensi:
Waqfa,08,Vol.1,1997.
Tinggalkan Balasan